Langsung ke konten utama

Unggulan

BEBERAPA CATATAN UNTUK TES WIDAL

PILPRES 2014

PILPRES 2014
Tulisan ini saya tulis sore dan dilanjutkan pagi ini saat dorongan menulis begitu besar dan tidak ingin saya siakan pemikiran ini untuk seorang diri Merasa fardu kifayah terus berikhtiar menyebar info-info pada sesama, untuk Indonesia kita, Indonesia tanah kita ditakdirkan lahir. Walaupun saya hanya seorang biasa saja, penulis amatiran yang mencoba menulis ^_^
Pilpres 2014? Ya momen itu tinggal beberapa hari lagi. Disaat tidak lebih dari 5 menit kita dibilik suara, 5 tahun kita pertaruhkan semua segi kehidupan negara kita. Maka semoga ini menjadi bahan renungan untuk kita, terutama kita mahasiswa yang katanya makhluk paling rasional, idealis, dan kritis.
Pilpres ini benar-benar menyita perhatian setiap orang termasuk saya yang memang sejak dulu suka politik walaupun dulu ibu sering protes karena tontonan anaknya adalah berita politik melulu.hehe
Tetapi semakin kesini merasa makin fardu kifayah untuk menyebar pemikiran ini.
Bagi kita yang mahasiswa makhluk paling kritis, 2 kandidat capres-cawapres memang belum ideal sesuai dengan apa yang dibutuhkan negara ini. Tetapi apa boleh buat kita harus pilih salah SATU diantara keduanya. Mana mungkin kita GOLPUT, suara kita sebagai pemilih pemula berjumlah 53 juta, bukan angka yang sedikit untuk berbicara siapa yang akan kita jadikan pemimpin bangsa ini.
Pak Amien Rais dalam sebuah kajian pernah bilang “kita muslim harus bermental saat perang Badar, bukan mental perang Uhud” artinya Perang Badar = Saat kita pasrahkan semua pada Rabb Kita hingga kita mencapai kemenangan yang hakiki. Kemenangan yang hakiki? Ketika yang menang adalah pemimpin yang tanpa topeng. Walaupun Allah telah Tahu, bahkan telah menetapkan siapa yang akan menjadi Presiden Indonesia, tetapi ingatlah Firmannya “Aku tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubah nasibnya sendiri” ini bagian dari ikhtiar menyebar mana yang SEBAIKNYA kita pilih.
Kita tahu kedua pasangan yang tersaji tidak lah sempurna, jadi kita harus protes dan bersuara dengan pemberitaan media yang mengabarkan seolah semua adalah sempurna. Oh ya? Mana mungkin kita memilih kalau kita hanya tahu mereka semua bagus dan baik? Malah bingung kalau semua baik. Tetapi tenang itu hanya sebuah strategi branding yang dilakukan media yang terafiliasi dengan pihak yang dibesar-besarkan.
Yang sebaiknya kita pilih adalah yang paling sedikit mudharatnya. Kita lihat saja salah satu contohnya, ada pepatah atau entahlah apa saya lupa ^^ yang berkata begini kira-kira “kalau kita ingin tahu seseorang, lihat teman-teman di sekitarnya, karena seseorang akan serupa dengan orang yang menjadi temannya.” Ingat juga “Kalau kau ingin tahu agama seseorang liat kualitas keagamaan yang menjadi teman dekatnya, seseorang akan mengikuti agama teman dekatnya”.
Dari sini saya dapat kata kunci “Teman Dekat = Pendukung”. Walaupun 2 pasangan capres-cawapres didukung kalangan yang begitu beragam, teringat obrolan singkat dengan seorang dosen saya yang mengajak kita fokus pada teman dekat yang dinamakan kelompok JIL dan Syiah. Kenapa kita harus fokus ke dua kelompok tersebut?? Karena kelompok itu mereka lah yang mempromosikan sekularisasi dan pluralisme atas nama HAM. Ini jelas paham yang merusak, mereka berusaha menjauhkan kita-kita dari cara-cara aturan kemusliman kita, menyudutkan Islam sebagai model hidup hanya menjadi sebatas pemikiran di dalam masjid saja.
Oh tidak ini tidak boleh terjadi.
Ingat dengan firman Allah dalam Surat Al-Baqarah 208 “Hai, orang-orang yang beriman masuklah Islam secara Kaffah (Keseluruhan). Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh dia itu musuh yang nyata bagimu” Setan itu tidak hanya berwujud gaib ia akan hadir dalam bentuk manusia dan pemikiran manusia yang berusaha menjauhkan kita dari aturan sang Maha Baik.
Fokus kembali ke pilpres, lantas pihak mana yang didukung oleh JIL dan Syiah???. Tak usah sebut nama dan nomor pasangan. Mereka yang didukung JIL dan Syiah adalah dia yang selama ini dicitrakan sederhana, dicitrakan merakyat, dan dicitrakan jujur. Begitu dia menjadi dialing media selama 1.5 tahun ini. Mulai dari kemunculannya saya sudah curiga, “Why, orang ini begitu dielu-elukan, Ada apa gerangan?” dan ternyata jelas sudah jawabannya melalui apa yang saya baca, saya lihat, saya saksikan, dan saya perbincangkan. Setelah melihat dan mengamati padahal ah biasa saja ko gak ada yang istimewa dengan orang ini, bahkan lebih kecewa dengan orang ini begitu mudah berjanji mudah mengingkari. Dan ternyata ada setting besar dibalik semuanya, dan kita kebanyakan tahu. Apa yang menjadi setting besar itu
Hai, apakah anda seorang yang sejati benar?, terhina rasanya ketika Al-Quran di kepala anda menjadi saksi sumpahmu, anda hianati begitu saja demi menjalankan titah dan ingin manusia, mengabaikan sumpah anda pada Tuhan!!!!, Sekarang anda umbar janji-janji lagi, masih ingatkah janji anda pada Ibu Kota??? Ternyata anda lupa, padahal Tuhan ingatkan melalui kami-kami disini banyak ingatkan anda, pak.
Janji anda sekarang, teringat ketika ada debat Capres anda menyodorkan kartu Indonesia Sehat. Seketika ketika itu saya yang kuliah di bidang kesehatan ingin rasanya tertawa karena begitu PDnya anda mengacung-ngacungkan kartu itu. Anda kan bilang “Anggaran Harus Dihemat, Efisien” lah tapi sekarang mau buat program kartu baru lagi berchip??? Buat apa?. E-KTP saja kalau sudah diintegrasiakan itu sudah cukup merekap data-data dan apapun kebutuhan masyarakat, lihat Negara-negara di Eropa, hanya dengan 1 kartu identitas mereka bisa mengakses apapun mulai dari public transportation sampai urusan kecil-kecil.
Kembali ke kartu Indonesia Sehat, buat apanya program yang satu ini?, padahal kita sudah punya yang namanya UU. Jaminan Sosial Nasional yang salah satu bentuknya adalah BPJS. BPJS akan mengcover semua kebutuhan pelayanan kesehatan, saya lihat saya saksikan saat PKMD di Puskesmas, ke masyarakat ngobrol, program ini jalan ko dan masyarakat antusias dengan program ini. Walaupun masih banyak kekurangan tapi ya namanya juga baru di mulai 1 Januari 2014, kita tunggu dan jalankan sampai 2019 sampai semua sistemnya bekerja. Jadi jalankan yang baik perbaiki kurangnya. “Keadilan itu bukan ketika semua orang dianggap sama dan disuapi, tetapi ketika yang mampu saling membantu kepada yang lemah sehingga ia terjalin kebersamaan
Saya tidak heran kenapa beliau seperti itu, ya karna visi-misinya yang begitu hebat itu dibuat dalam semalam ko (Deklarasi 18 Mei, 19 Mei daftar ke KPU dan menyerahkan Visi-Misi). Nah loh!!, Apa Negara ini akan diserahkan ke pemimpin yang merencanakan Negara ini hanya semalam? oleh orang lain pula!, lebih-lebih dibelakangnya temannya adalah orang-orang yang ingin menyudutkan Islam. Karena ingat Teman Dekat = Pendukung akan mempengaruhi tindak tanduk seseorang. Apa kita rido negeri ini dipimpin leader yang bertopeng? Yang pelupa? Yang mementingkan hasratnya dibanding pengabdian? Yang tidak banyak merencakan, hanya bersifat spontan tanpa planning yang terstruktur?. Oh tidak, terlalu bahaya negeri ini jika dibiarkan demikian, kita akan menghadapi AFTA 2015, Free Trade Area APEC, moment 2030 saat generasi muda membanjiri komposisi penduduk yang perlu diurus, dan tantangan lainnya.
Non only say and say but do more based on strategic plans. Siapkan manusia-manusianya untuk Indonesia yang lebih baik, mustahil kita dengan Revolusi Mental karya manusia, kita punya pedomannya yaitu pendidikan karakter yang berwawasan agama, tidak hanya teori tapi dengan praktek dilandasi keteladanan. Kita punya orang-orang shaleh yang hebat, kenapa masih mengandalkan yang sekuler, kita punya teladan bagi yang muslim adalah Rasulullah saw.
Ya, walaupun kita tahu tidak ada yang sempurna, setidaknya kita tahu mana yang terbaik untuk Indonesia saat ini SATU diantara dua, yang benar-benar tersenyum Ikhlas untuk mengabdi, yang memiliki konsep, yang lebih sedikit mudhorotnya, yang diam walaupun dicaci, yang penuh semangat cinta akan tanah airnya (Bukankah cinta tanah air juga bagian dari Iman ^^).
Sayapun tadinya sempat ragu mana yang harus saya pilih, tapi melihat bahwa saya adalah bagian dari 53 juta pemilih pemula, rasanya terlalu disayangkan SATU suara ini disia-siakan,  Setidaknya dengan SATU suara ini saya masih punya harapan untuk negeri ini yang lebih baik.
“Walaupun demokrasi tidak adil, karena 1 suara orang baik disamakan dengan 1 orang suara orang jahat. Tapi setidaknya inilah yang akan menjadi amal shaleh kita. Kita ingin Jokowi Amanah, itu sebabnya kita Pilih Prabowo. Lebih baik lagi kalau pilihan kita sama,he” (Aa Gym) Kadang heran, wah Aa sekarang memihak, tapi pasti beliau punya alasan tersendiri. ^_^
Rasanya sudah lebih dari cukup tulisan ini dibuat, kita serahkan semua ke Sang Maha Baik, siapapun yang ditakdirkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019 akan terpilih dengan sendirinya karena hati kita akan digerakan untuk memilih Siapa yang Telah Tercatat. Ini hanya sebuat ikhtian saja, jangan sampai episode pilpres ini mengotori hati kita.
Mohon Maaf kalau tulisan ini memihak, karena memang seharusnya kita memihak tidak netral (Kata Seorang Penulis Jonru), orang malaikat saja selalu memihak ke ALLAH,hehe. P
ilihan kita serahkan ke hati nurani kita masing-masing, jangan GOLPUT, yang jauh merantau segera urus Form A5 bisa didownload tinggal searching di mbah google banyak orang-orang yang memposting tatacaranya, atau tanyakan ke yang pernah atau sudah bikin, siapkan KTP, sebelum 5 Juli.
Jangan Sia-Siakan 1 suara ini. Keinginan besar kita bagian dari 53 juta yang pemula akan banyak bicara karena kita bagian dari 186 juta pemilih. Semoga Jadi Amal Shaleh. Senang rasanyaa mayoritas kita care dengan Pilpres Ini, karena begitulah harusnya. Kita harus bicara di 9 Juli 2014.
Hati ini terlalu risau jika memikirkan episode pilpres ini kadang protes pada Allah, tetapi dengan fakta akhir-akhir ini lebih melegakan. Mari berjamaah memilih yang terbaik untuk saat ini.
Mohon Maaf jika tulisan ini dianggap negative campaign atau black campaign apalah. Ini hanya suara mahasiswa biasa. ^^ SELAMATKAN INDONESIA.
Siapapun yang ditakdirkan, perjuangan kita tidak berakhir, itu adalah awal perjuangan baru, merealisasikan mimpi-mimpi besar yang harus diperjuangkan untuk kita maupun untuk orang banyak. Jadilah yang bermanfaat.!!!


Muh. Reza Jaelani- 2 Juli 2014

Komentar