Langsung ke konten utama

Unggulan

BEBERAPA CATATAN UNTUK TES WIDAL

DAMAI MENYAMBUT PEMIMPIN BARU

Assalamualaikum wr.wb., Guten Morgen (Good Morning) para pembaca dunia maya. Hari ini saya menulis lagi, mengajak merefleksi ke depan dan ke belakang mengenai perpolitikan kita, khusunya menjelang penetapan pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih oleh KPU, ya hari ini waktunya 22 Juli 2014. Ini mungkin banyak bercerita apa yang saya alami,he
Tanggal 9 Juli 2014 kita yang memiliki hak pilih telah menunaikan kewajiban kita (yang tidak, semoga dilain kesempatan bisa menggunakannya, amin), sisa tinta yang  menandai jari ini pun masih tersisah, perhelatan besar yang didanai uang rakyat.
Masih ingat ketika 9 Juli pagi saya harus pulang dari Bandung menuju Garut, maklum saat itu masih ada kegiatan perkuliah dan untuk mengurus form A5 menurut saya ribet ah, semoga kedepan untuk pemilih yang diperantauan disediakan sistem khusus  memilih lewat pos seperti WNI di luar negeri, atau lewat e-mail seperti di Amerika, atau kalau bisa segera diterapkan sistem e-voting, banyak negara telah menerapkannya. Amerika, India, bahkan Philiphina tetangga kita berhasil tuh pada PILPRESnya memakai e-voting, apalagi kita kan sudah punya E-KTP, kalau dikelola secara sistematis, mungkin sistem pemilu kita akan lebih sederhana, berbiaya murah, dan tentunya diharapkan tingkat partisipasi pemilih  meningkat. Amin. Harapan saya sebagai yang merantau untuk kedepan, bapak-bapak yang terpilih saya berharap besar ^^
Ok fokus ke bahasan kita. Saat ke pulangan tanggal 9 Juli tersebut, sedari pagi saya merasakan kekhawatiran, melihat begitu sengitnya rivalitas antar kedua calon, insan pers yang banyak memihak, padahal kan mereka pilar demokrasi kita, survei-survei yang membingungkan, dan banyak negative dan black campaign yang membuat pusing, bukan hanya saya tapi juga kebanyakan orang juga, dan saat duduk di bus terlintas pikiran “kira-kira nanti quick count, bakal beda-beda moalnya” sambil menikmati perjalanan menuju kota ku, menyusuri gunung-gunung indah, super cepat ini perjalanan karena jalanan kosong molongpong,hehe. Akhirnya sampai di rumah dan bersegera ke TPS, hanya kurang dari 5 menit saya mantap mencoblos calon yang saya pilih. Bersegera kembali ke rumah dan mengamati melalui televisi dan sosmed, banyak orang-orang yang upload foto tangan mereka yang terwarnai tinta, wah alhamdullilah orang-orang begitu damai dan rileks menjalani proses ini, melihat pak SBY dan keluarga di tv berbahagia dan rileks menggunakan hak pilih merekan, dan himbauan yang beliau keluarkan, rasanya Alhamdulillah lega melihat prosesnya damai, aman, dan tertib. Ya itulah yang kita harapkan, karena, ini juga kata seorang ustadz “bahwa surga dunia itu ketika kita merasakan kedamaian, persatuan, kebahagiaan, dan saling suka antar kita” ya coba rasakan ketenangan dengan semua rasa itu, hidup kita mengalir menjalani dengan rileks.
Jam dinding sudah menunjukan pukul 13.00 WIB yang artinya TPS ditutup dan perhitungan suara dimulai. Mulai deh Quick Count-Quick Count bermunculan, 1-2 jam kemudian banyak deklarasi ini menang itu menang, ah pirasat ini benar hasil quick count beragam entah apa yang salah, gundah hati ini, sedari dulu saya sering mengamati quick count, karena menarik dan saya percaya metodologi mereka, ini kan berbasis statistik ya, memiliki margin of error, tergantung teknik sampling yang dilakukan, saya percaya beberapa lembaga itu kredibel, sejak dulu mereka berpengalaman dan ada rasa jleb ketika calon yang saya pilih kalah, saya percaya quick count yang dilakukan itu, dibanding quick count yang memenangkan calon saya. Sudah saja sontak TV saya matikan, dan masuk ke kamar, update status dan ngetweet, diam dan ya sudahlah kita harus nrimo hasilnya, ini yang terbaik dari Allah, dan rasanya malas juga melihat tv yang gaduh dengan hasil beragam itu, ah sudah lah pada saat itu tetep da true value-nya nanti dari KPU, dan hari ini akan diumumkan. Semoga damai.
Saya khawatir bener-bener, takut perdamaian dan persatuan kita terkotak-kotak dengan hasil ini, itu sebabnya beberapa hari setelah itu, saya jarang melihat tv, mencoba menenangkan diri, nrimo hasil ini dan menghindari membahas hasil quick count. Teringat kembali dengan firman Allah dalam Al-Quran, tetapi maaf lupa ada di surat apa, tapi ini saya sering dengar “Allah, akan memberikan kekuasaan kepada yang Dia kehendaki, dan mencabutnya  juga……”, mencoba berprasangka baik pada apa ketetapan Allah, dan Allah pasti Maha tahu yang terbaik bagi bangsa ini, da tugas kita mah hanya berdoa dan berikhtiar, mungkin informasi yang selama ini kita dapat sepotong-sepotong saja, ah semoga beliau yang terbaik dengan segala niatan yang InsyaAllah baik, amin.
Hari demi hari dilewati masih ada kegaduhan saling klaim mengklaim siapa yang menang, dalam hati hanya berbisik “yo, sabar sikit kenapeu, sih meni ateul. Hormati KPU yang diberi wewenang, iya anda menang, sabarnya. Iya anda kalah ya, juga sabar, keduanya bentuk ujian”.  Hari makin hari dilewati, Alhamdulillah tidak ada gejolak, untuk pertama kalinya kepada pak SBY, saya rakyat yang bapak pimpin hampir selama 10 tahun (mulai kelas 5 SD pak,hehe), ingin mengapresiasi sikap dan tindakan bapak dalam meredam politik kita yang menghangat. Maklum pak semala 10 tahun ini saya konsisten dengan posisi saya sebagai pengkritik bapak, greget dengan keputusan bapak yang kadang diakhir-akhir, sikap ini terpengaruh para pengamat politik yang saya baca  dan amati artikel dan perbincangannya pak,hehehe tetapi saya mendukung ko kalau kebijakan bapak bagus, terima kasih pak SBY.
Saat 2 hari yang lalu ketika para calon diundang pak SBY ke istana, dengan statement keduanya yang tidak akan mengerahkan masa, saling berjabat tangan, dan berpelukan, wah Alhamdulillah sekali, pasti kebanyakan orang mengharapkan hal yang sama seperti saya, ingin damai pasca pengumuman hari ini, kita ingin Indonesia yang lebih baik, sedih rasanya saat setiap pulang melihat dari jendela bus atau di keseharian, melihat anak-anak kecil yang mengamen di jalanan, ibu-ibu tua yang membawa kemoceng di jalan, seorang kakek tua dengan sulingnya dia mengamen di jalan, melihat kondisi sekitar yang masih hidup pas-pas-an bahkan kekurangan. Tetapi Alhamdulillah dengan kondisi walaupun biasa saja, masih dapat kuliah dan menyelesaikannya alhamdulillah. Diluar sana betapa banyak orang yang tidak dapat melanjutkan sekolahnya, mengais-ngais makanan sisa.
Wah ini benar benar tugas berat untuk yang terpilih. Karena masih banyak problematika negara kita. Ya oleh sebab itu sebaiknya kita nrimo siapapun yang terpilih, kalau ada dugaan kecurangan urus saja di Mahkamah Konsitusi, jangan urus di jalanan. Terlalu mahal persaudaraan, persatuan, dan perdamaian di bumi Indonesia ternodai . Kami mengapresiasi deklarasi damai yang dilakukan relawan kedua calon. Itu indah nampaknya
Kami ingin negeri ini lebih baik. Maka kami menyambut dengan damai pemimpin baru yang terpilih dan ditakdirkan, InsyAllah ini yang terbaik untuk saat ini. Kembali ke fitrah kita sebagai satu bangsa yang bersaudara, biarlah cerita rivalitas pilpres 2014 jadi sejarah pematangan demokrasi kita (walaupun saya tidak setuju dengan demokrasi, tetapi harus diterima) dan hidup kita tidak tergantung ke siapapun yang jadi Presiden, tetap Allah yang memberi kita rezeki dan penghidupan, ingat dengan filosofi cicak dan nyamuk “Walaupun nyamuk terbang dan cicak meranyap, tapi tetap cicak makan nyamuk yang hinggap di dinding. Karena semua menghampiri kita, tinggal kita peka dan mau mengambil kesempatan baik itu untuk jadi lebih baik. Hidup ini pilihan”.
Kami yang muda akan bahu membahu membangun negeri ini, fasilitasi kami seperti apa yang bapak-bapak janjikan, di bidang kami masing-masing dari hal kecil kami akan berjamaah membangun yang besar untuk negeri ini. Banyak orang Indonesia yang bermimpi besar, kami akan mewujudkan mimpi besar itu. Memang 5 tahun tidak akan akan cukup, dan 2 orang bapak-bapak yang terpilih bukan all everything yang dapat menuntaskan secara cepat   problematika bangsa, perlu teamwork yang solid termasuk dukungan dan doa kita, serta kerja nyata kita, hal kecil yang berdampak besar. Jadilah  kita orang bermanfaat.             
Saya to the point sajanya kepada yang menang (Pak Jokowi dan Pak JK), bapak-bapak kami titipkan masa depan Indonesia kami di bawah kepemimpinan bapak, semoga Allah meridoi kepemimpinan bapak-bapak, amanah dalam menjalankannya, semoga Allah selalu menyertai dan membimbing bapak-bapak dan kami rakyat Indonesia.
Kami tahu janji-janji bapak begitu banyak, harap sabar dengan ekspektasi kami yang ingin serba cepat, kami menanti Indonesia yang lebih baik, PAK. Saya setuju dengan koalisi tanpa syarat yang dikemukakan, realisasikan pak !. Indonesia butuh zaken cabinet (kabinet yang diisi orang-orang professional, bukan politisi oportunis. Jauhi para elit politik yang hanya ingin kekuasaan) untuk akselerasi pembangunan Indonesia (Jiwa dan Raganya. Pembangunan spiritual dan emosional juga kita sangat perlu).
Kami senang dan mendukung bapak terpilih, alhamdulillah ada pak JK dan pak Anis Baswedan yang memang sedari dulu banyak melahirkan gagasan baru untuk Indonesia. Pak Jokowi, beri kedua orang ini ruang lebihnya, walaupun pak JK sudah 72 tahun, rasanya beliau masih bersemangat mengabdi untuk Indonesia, beliau punya konsep untuk ekonomi kita untuk kesejahteraan masyarakat, dan segudang pengalaman beliau, kami ingin melihat dan merasakan pasal 33 dan 34 UUD 1945 yang menjamin keadilan sosial pak. Dan untuk pak Anis Baswedan, wacananya beliau akan dijadikan Mendikbud, kami mendukung, terkesan dengan gerakan Indonesia mengajar yang beliau gagas, membuka mata masih ada ketimpangan pendidikan kita, apalagi di Indonesia timur, perlu perjuangan. Ah contoh nyata juga di Kab. Garut tempat kelahiran saya, di daerah selatannya akses pendidikan masih sangat susah perlu perjuangan untuk sampai ke sekolah, mungkin dari kita pernah melihat ada anak-anak yang menyebrangi sungai untuk bersekolah, dan di Garut itu ada loh, dan masih banyak di daerah lain juga. Pendidikan itu modal kemajuan bangsa kita, seperti yang pernah bapak ungkapkan, perlu penyegaran sistem dan gagasan, generasi kita tidak boleh hanya jadi generasi penghafal pengejar nilai, tetapi diharapkan menjadi generasi yang berkarakter mulia dengan landasan agama, penuh motivasi dan inspirasi, kreatif, melek sains, dan bermanfaat bagi sesamanya, itu juga tujuan dalam UU. Pendidikan kita kan?.  Masih banyak orang baik di sekitar bapak, seperti pak Kurtubi (Ahli Perminyakan yang Berjuang membubarkan BPH Migas, konsisten dengan perkataannya “Bumi dan air dan segala isinya dikuasai oleh negara”), pak Dahlan Iskan (Dengan gayanya yang khas, dan ide-ide barunya dalam mengelola BUMN), dsb pokonya. Tolong pilih orang-orang baik yang akan membantu pak Jokowi mengelola Indonesia ini, jangan pilih yang oportunis.
Jadi jika hari ini bapak ditetapkan sebagai pemenang, dan dilantik tanggal 20 Oktober 2014, ini bukan akhir. Ini adalah awalan baru menuju Indonesia yang lebih baik, semoga Allah meridoi. Semoga Indonesia damai, bersatu, dan berbahagia, kerena itulah surga dunia. Masih banyak PR yang harus dikerjakan, dan nanti amanah ini akan dipertanggungjawabkan.
Untuk pak SBY terima kasih dengan kepemimpinannya selama hampir 10 tahun, hanya tinggal 3 bulan bapak menjadi presiden, semoga dapat menyelesaikannya dengan baik, amin.
Walaupun saya mendukung yang terpilih, saya tidak akan jadi kancil pilek pak (meminjam istilah pak Amien Rais). Tetap Kritis, dan ingin berjamaah berbuat hal kecil untuk negeri ini, dan adakah yang memiliki harapan sama kawan-kawan? Saya benar-benar ingin kita berjamaah berbuat baik untuk Indonesia, mulai ke orang-orang di sekitar kita, kita orang muda, 10-20 tahun kedepan estapet tanggung jawab negeri ini ada di tangan kita 53 juta orang muda hari ini.
Dan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, mari kita banyak berdoa untuk kebaikan kita dan orang di sekitar kita, jangan lupa sisipkan doa untuk negeri kita, dan pemimpin yang terpilih semoga itu yang terbaik, dapat meneladani kepemimpinan yang kuat dan sepeduli Umar bin Khatab. Amin.


Ramadhan hari ke 24, 22 Juli 2014
Muh. Reza Jaelani

Komentar