Langsung ke konten utama

Unggulan

BEBERAPA CATATAN UNTUK TES WIDAL

KISAH-KISAH

PEREMPUAN- PEREMPUAN DI SEKITARKU


Assalamualaikum sahabat, salam sejahtera. Sudah lama kita tak berjumpa melalui tulisan. Rasanya selalu ingin berbagi dengan sahabat, tapi inspirasi tak selalu hadir, selalu perlu proses.hehe
Ok lah sahabat ini berbagi kisah tentang perempuan-perempuan teladan yang saya temui, mungkin sosoknya sederhana tetapi begitu bermaknanya mereka dihadirkan yang tidak mungkin secara kebetulan, tetapi melalui sebuah goresan takdir yang ditetapkan untuk memberi pembelajaran bagi kehidupan.
Ya sahabat, kali ini saya ingin mengisahkan tentang Perempuan. Kenapa sih tentang perempuan lagi mungkinnya?hehe. Ya karena perempuan itu memang wajib dibahas supaya lebih dihormati, disayangin, dan dilindungi deh pokoknya (mulai dari perempuan yang terdekat dulunya = Ibu,hehe).
Seperti tulisan saya sebelumnya “Mitokondria Hadiah Ibu untuk Dunia” cek-cek ada di blog saya,hehe kemudian sederet keistimewahan lainnya bahwa kecerdasan seseorang lebih banyak diwarisi dari seorang ibu (perempuan) itu fakta sainsnya, atau dengan sederet keistimewahan lainnya, dicari sendiri deh, banyak pokoknya.
Kemudian saya juga jadi teringat tentang kisah Siti Hajar dalam perjuangan mencari air untuk putranya nabi Ismail yang diabadikan dalam ritiual ibadah Sai dalam rangkaian Haji, bolak-balik antara Safa dan Marwah.
Sai
Nah kata orang-orang yang sudah berhaji, betapa dasyatnya dirasakan, saat mondar-mandir antara Safa dan Marwah katanya menjadi terbayang sosok sang ibu yang telah rela merawat, mencurahkan segenap kasih sayangnya, pokoknya pengorbanan tak terhingga deh sahabat, ya rasakan sendiri bagaimana baiknya ibu, dikala sakit, dikala sehat, dikala apapun selalu mendampingi tanpa lelah tanpa mengeluh, marahnya pun karena ia sayang anakanya. Jadi tak heran jika seorang ibu kadang begitu memprotek anaknya, karena ia ingin memastikan bahwa anaknya terjamin mendapat yang baik, dan kelak akan menitipkannya pada yang benar-benar akan merawatnya, menjaganya, bahkan menjadi sandaran kuatnya (ngerti kan sahabat, so ayo berusaha jadi baik-baik dan baik yang bersumber dari hati, bukan untuk pencitraan semata).
Itulah ibu selalu ingin memastikan anaknya mendapat yang terbaik, so persembahkan yang terbaik untuk beliau perempuan hebat yang mendampingi kita.
Nih berbagi cerita saya saja pas kemarin wisuda ya sahabat, ketika dipanggil kedepan sebagai salah satu perwakilan mahasiswa terbaik (perwakilannya,he karena semua juga hebat dan baik, tapi mungkin Allah yang mentakdirkan saya untuk mewakili sahabat-sahabat saya ke depan,hehe).
Ada rasa gimana gitunya, so complicated perasaan campur aduk, ketika sadar “Hei, Reza kamu dipanggil, sudah didepan bersalaman dengan pak direktur, ibumu pun menyaksikan. Pertanyaannya benarkah anakmu sudah membuatmu bahagia bu?. Perjuangan ibu bersama bapak begitu hebat untuk kamu, teringat saat dulu diajari membaca selepas magrib dengan telaten, dicek buku-bukunya, disuruh les, karena memang anaknya ini rada susah untuk menangkap pelajaran dibanding yang anak-anak lain (istilah dulunya rada telmi diriku itu,he), Oh ibu, bu gimana ini? ” sudahlah sekuat tenaga cucuran air mata ditahan sebisa mungkin, tapi da gak bisa, tetap saja ada air mata yang menetes, karena seorang laki-laki juga bisa menagis,hehe dan suatu saat nanti dia butuh tempat bersandar agar dapat tetap berdiri kokoh, butuh pendukung setia yang mendorongnya jadi hebat, dan perempuan juga pasti butuh yang demikian juga. Lihat saja kisah Habibie-Ainun deh yang paling popular dikenal, inspirasi tingkat tinggi.
Kembali ke kisahku, pokoknya pas waktu itu bercucuran deh air mata, bukan karena bangga dengan pencapain, tapi bertanya ke diri sendiri “bu anakmu sudah sejauh ini, tapi memang belum apa-apa bu, maaf bu maaf bu. Terima kasih bu” mungkin sahabat belum bisa merasakannya,hehe tapi coba deh ingat-ingat apa-apa yang ibu kita lakukan, sosok perempuan  tanggung di hadapan kita. Terus pas beres wisuda bertemu dan bersalaman dengan ibuku, aduh terharu banget udah jarang rasanya dipeluk ibu, ibuku nangis “tapi ko kenapa bu, ibu malah minta maaf ke anakmu ini.? Saya gak berani bertanya mungkin itu ungkapan ibu, seharusnya anakmu yang banyak minta maaf. Anakmu tahu ibu selalu punya doa terbaik”. Nah gitu deh sahabat, udah ah lanjutin ke sosok lainnya, kalau menceritakan ibu, pasti ujung-ujungnya nangis deh,hehe pokoknya ibu perempuan hebat deh. Doakan selalu bu, doamu yang paling mustajab.

Nah terus beberapa hari yang lalu nih sahabat, yang menginspirasi saya buat nulis tulisan ini. Setiap pagi kan saya naik bis kota, gak sengaja pagi itu bertemu dengan seorang ibu-ibu. Masih muda sih mungkin sekitar 30 tahunan deh, dia menggendong anaknya yang mungkin berusia sekitar 2 tahun, menuntunnya di Bis kota. Ketika ada seorang bapak mempersilahkan sang ibu untuk duduk, seketika itu anaknya yang dia prioritaskan, baru dirinya. Mungkin bagi sebagian orang ini terlihat biasa saja, tetapi tak ada kejadian yang terjadi beitu saja yang kita saksikan benar-benar telah diatur oleh Sang Maha pengatur. 
Coba deh kita selaminya, betapa seorang ibu selalu memprioritaskan anaknya? Bukti betapa besarnya cinta  dan sayang seorang ibu pada anaknya, oh iya ingat juga dengan ibuku yang begitu juga, walaupun anaknya udah segede gini, tetep kalau beli apa-apa selalu anaknya yang jad prioritas, kalau telepon sering banget bilang “pulang kapan? Yeuh aya bla-bla-bla (gak disebutnya malu,he) kamari balanja”.
Semoga ibu inspiratif  di bisa tadi mendapat yang terbaik anaknya menjadi shaleha, amin. Hehe.
Atau yang membuat saya terharu gini nih sahabat. Saya kan sekarang tinggal di rumah ua di Jakarta, uaku bagai ibu keduaku, ibuku disini,hehe.
Setiap pagi pasti selalu dibekali makananan. Setiap pagi uaku sendiri yang menyiapkannya, selau disiapkan sebelum shalat subuh pasti udah diwadahan kata bahasa sundanya mah,he bagi saya yang 3 tahun hidup ngekost sedirian bermakna banget, biasanya sendiri nyiapin makan, masak nasi, tiba-tiba sekarang ada sosok ibu lagi yang menyiapkan, walah Alhamdullah banget deh teman-teman saya bilang gini “za ua kamu sayang banget ya sama kamu” atau bilang begini “za, gak bosen apa bawa bekal dari rumah terus? Kan bisa beli”, Dalam hati saya, ini bukan urusan bisa beli disini apa tidak, bukan sekedar masalah berhemat atau apapun, tapi ini mungkin bentuk kasih sayang seorang perempuan sosok ibu pada anaknya, dan bukankah makanan rumah lebih sehat dan bersih dibanding makanan di luar?hehe ya gitu deh. 
Terus beberapa hari yang lalunya, Ua lupa  belum nyiapin makanan buat saya sahabat, eh itu mah pas kita beres shalat shubuh, cepet-cepet bela-belain pulang dulu dari masjid buat nyiapin makanan buat saya. Pas kita berpapasan di depan pintu depan rumah dia bilang “lupa ngewadahin makanan buat kamu sah (panggilan saya,he)”. Buru-buru deh ua ku balik ke masjid, dan itu gak cuman sekali itu, kadang berulang. Ya Allah, mungkin buat sebagian orang itu sederhana ya, tapi sarat makna mendalam untuk saya sahabat, uaku juga perempuan tedalan. Yang banyak mengajari saya sesuatu akan kehidupan yang lebih real di masa ini, dengan sejumlah nasihatnya yang super, ingat juga ketika pas beres wisuda kemarin, dia bilang “kalau aja dulu kamu ke kedokteran. Ya udah deh sekarang yang bener aja kerjanya, kumpulin buat kuliah laginya”. Ungkapan doa yang setiap orangnya hampir sama kepada saya akhir-akhir ini. 2 hal yang sering orang lontarkan kepada saya sahabat “za, jangan lupa kuliah laginya. Ditunggu.”. “za cepet-cepet balik ke kampus, jangan lupa” atau “za, semoga kamu cepat dapet jodoh” (hehe, waduh yang ini mah, perlu dipersiapkan bener-bener karena bukan untuk sehari dua hari, karena bukan saja masalah orangnya ada, tetapi lebih dari itu, butuh komitmen dan keseriusan, karena perempuan adalah perempuan,hehe kalau kuliah doakan sajanya sahabat harapannya tahun depan bisa terlaksana, amin. Doakan saja)
Bekal Makan Siang

Nah kisah lain ketika di tempat kerja sahabat, ini juga tentang seorang perempuan rekan kerja, umurnya sekitar 30-an deh. Kesehariannya selalu penuh dengan keceriaan, pas hari itu terlihat ada sesuatu yang berbeda dari si mba ini, tiba-tiba saja keceriannya hilang, mukanya agak murung begitu. Ternyata anaknya lagi sakit sahabat,hehe lagi-lagi ada sebuah makna tersibak, sebahagia apapun seorang ibu ketika anaknya sedang sakit, dalam kondisi sang ibu harus meninggalkan anaknya  walaupun hanya untuk bekerja begitu berat banget sepertinya, mengkhawatirkan anaknya walaupun dijaga oleh orang yang terpercaya, tetapi hati seorang ibu selalu ingin memastikan anaknya benar-benar ia jaga dan rawat. Sehingga sepanjang hari itu si mba ini nampak sering kali melihat handphonenya, mengetik,  mungkin dia sedang bertanya kabar anaknya.
Itulah seorang ibu, seorang perempuan yang banyak mengandalkan perasaannya, yang lebih peka perasaannya dibanding seorang laki-laki. Nah gitu sahabat, saya juga ingin berbagi pesan nih sahabat buat yang seumuran saya 20 tahunan atau yang remaja, yang lagi cari jodoh, atau yang lagi dekat dengan seseorang, lagi usaha atau apa deh, atau ke teman perempuan dekatnya.
Hakikatnya laki-laki dan perempuan adalah serupa walaupun tak sama, saling melengkapi karena ada kanan dan kiri, karena ada tangan kanan atau tangan kiri, atau kata Tulus di lagu sepatu, aku sepatu kanan kamu sepatu kiri. Tidak sama tapi saling melengkapi kan, gak bisa dipakai sebelah-sebelah, kalau satu berlari kencang yang satu juga pasti mengikuti, yang satu kehujanan, yang satu lagi pasti juga kehujanan, salah satunya kalau menghadapi kubangan air akan terlebih dahulu melangkah, buat memastikan di kubangan air itu aman, tiada apapun. Siapa itu? Ya sepatu kanan lah (laki-laki) artinya awali selalu dengan kanan untuk yang baik karena sepatu kiri (perempuan) perlu keamanan, karena dia membawa langkah seluruhh bagian tubuh, artinya diamanahi menjadi penyeimbang, lihat saja bagaiman ibu menjadi tiang kokohnya ayah.
Nah so ketika kita dihadapkan pada rasa suka pada seorang perempuan. Maknai itu syukuri itu ya sahabat. Karena sudah Sunatullahnya rasa suka itu ada, tidak memandang apapun, karena rasa itu ditanamkan oleh sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ketika kita mulai menyukai sesorang mulai deh tanyakan kepada hati kita “apa benar ini adanya? Ataukah nafsu belaka, ataukah sugesti belaka di kala sepi?. Tanyakan dan tayakan pada hati kita, dia pasti jujur, tak akan pernah dapat berbohong. Tanyakan juga ke Sang Maha Penguasa, berikan kami Petunjuk-Mu, ketetapan-Mu” ketika kita merasa yakin, maka maknai lah itu secara baik dan baik, bukan untuk modus bukan untuk buat PHP,heheh (ko jadi kesininya, udah deh lanjutkannya tulisannya).
Bantulah dan bantulah seseorang itu menjadi lebih hebat, lebih tangguh, bukan malahan menambah masalah buat dirinya. Membantu dengan stimulasi bukan menyuapi. Mungkin benar perempuan adalah makhluk yang halus perasaannya, seperti seorang ibu, mereka lebih suka diberi bukti bukan janji. Perasaan yang baik mendorong seseorang itu menjadi berusaha lebih baik, bukannya dimaknai untuk caper belaka, karena sudah bukan masanya. Sudah gak zaman lagi istilah yang sementara sementaraan, temporer bagai parasit, ayo tinggalkan-tinggalkan.
Ketika kita menyukai seseorang maknai itu secara baik-baik, tak perlu ungkapan kata yang puitis atau apalah, cukup dengan perbuatan yang berdampak positif bukan menambah masalah, walaupun yang kita suka belum tentu final itu takdirnya, seseorang dihadirkan dengan tujuan-tujuanNya. Maknai saja dengan baik, karena setiap orang hadir membawa pesa-Nya untuk kita belajar lebih baik, syukur-syukur kalau itu toh tempat transitnya (perhentian untuk menuju langkah selanjutnya dalam kebersamaan), yasudah ajak berjalan menuju petualang hidup yang sesungguhnya (tetap sandaranya adalah, semua kembali tanyakan ke Sang Maha Kuasa, Allah, kerena Dia yang maha menyaksikan setiap detik perilaku hamba-Nya. Ayo Tanya-tanya ke Allah,hehe).
Kisahkan perjalananmu seperti sepasang sepatu, mereka pada garis besarnya adalah sama “sepasang sepatu” walaupun mereka berbeda sisinya. Jadi gininya, ketika kita menyukai seseorang tak perlu sama atau berusaha menyama-nyamakan (ngertikan, artinya serba sama apa-apanya, sebanding intektualitasnya mungkin, sebanding kecerdasannya mungkin, gak perlu itu gak perlu, karena tiap orang memiliki kekhasan tersendiri,hehe) tapi cukup yang serupa saling melengkapi apa yang kurang, perbedaan adalah lumrah, karena justru dari yang berbeda itu dapat ditemukan hal-hal baru yang mendorong ke arah yang lebih, menghasilkan perpaduan yang unik pada akhirnya, karena tiap pribadi adalah istimewa memiliki peran-perannya.
Waduh ko ujung-ujungnya tulisan ini jadi kesininya,hehe dasar Reza-Reza, efek banyak yang ngedoain dua hal tadi tuh yang saya sebutkan diatas. Fokus dulu satu-satu jangan bercabang-cabang.hehe
Intinya gini deh sahabat, perempuan adalah perempuan. Bagai so sebagai laki-laki pesannya adalah jadilah kaki kanan, yang mengawali langkah-langkah baik. Hormati perempuan siapapun dia dimanapun dia, karena laki-laki tanpa perempuan tak akan terlahir,he mau numpang dimana kita kalau bukan di Rahim ibu kita,hehe
Untuk perempuan jadilah perempuan teladan yang kokoh menyeimbangkan. Tak perlu harus selalu luar biasa, jadilah dirimu yang Allah ridoi harapkan.
Jadilah 2 insan hebat yang saling melengkapi, walaupun kesempurnaan hanya milik Allah, tetapi ketika saling bersinergi melengkapi, walaupun ada perbedaan batas tapi itu adalah perjalanan yang harus dijembatani. Jembatan itu dibangun, menciptakan pekerjaan, membuka akses dunia baru akan sesuatu yang baru.he
Ya pokoknya terima kasih untuk perempuan-perempuan teladan yang telah dihadirkan, sebenarnya masih banyak, tapi tulisan ini sudah terlalu panjang, biar saya simpan saja deh. Karena sahabat juga pasti punya sosok perempuan teladan lainnya. Saya ingin berbagi melalui tulisan, karena ada jarak dan ruang diantara kita yang tak memungkinkan diri saya berkisah langsung.heheh
Pokoknya salam perjuangan, maknai waktu kita sebaik-baiknya, jangan pernah sia-siakan walaupun hanya sedetik, ketika kita menemui orang-orang ayo kita ukir kesan yang baiknya.
Berkaryalah untuk perempuan-perempuan kita (ibu-ibu kita). Karena itulah yang hakiki.
Yang baik bertakdir dengan yang baik. Ketika Sang Ilahi yang menjadi sandaran, tiada mungkin kekecewaan yang didapat, selalu ada hikmah dibalik cerita, selalu ada penjelasan nilai hidup dibalik peristiwa yang begitu cantik diatur sedemikian rupa Sang Illahi Robbi

Wassalamualaikum
Salam rindu untuk sahabat-sahabat.
Sampai ketemu di tulisan berikutnya. Denga tema yang berbeda. Insyallah dalam waktu dekat kita berjumpa lagi. Salam-Salam,hehe

Jakarta, 9 – 10 Oktober 2014
Muh. Reza Jaelani

Bagian dari autokoreksi 

Komentar