Cari Blog Ini
Rasulullah saw bersabda "Ikatlah Ilmu dengan Tulisan"_____ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا Ya Allah … aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thayyib, dan amal yang diterima"
Unggulan
Diposting oleh
Muh. Reza Jaelani Science Communicator
KISAH-KISAH
PEREMPUAN- PEREMPUAN DI SEKITARKU
Assalamualaikum sahabat, salam sejahtera.
Sudah lama kita tak berjumpa melalui tulisan. Rasanya selalu ingin berbagi
dengan sahabat, tapi inspirasi tak selalu hadir, selalu perlu proses.hehe
Ok lah sahabat ini berbagi kisah tentang perempuan-perempuan
teladan yang saya temui, mungkin sosoknya sederhana tetapi begitu bermaknanya
mereka dihadirkan yang tidak mungkin secara kebetulan, tetapi melalui sebuah
goresan takdir yang ditetapkan untuk memberi pembelajaran bagi kehidupan.
Ya sahabat, kali ini saya ingin mengisahkan
tentang Perempuan. Kenapa sih tentang perempuan lagi mungkinnya?hehe. Ya karena
perempuan itu memang wajib dibahas supaya lebih dihormati, disayangin, dan
dilindungi deh pokoknya (mulai dari perempuan yang terdekat dulunya =
Ibu,hehe).
Seperti tulisan saya sebelumnya “Mitokondria Hadiah Ibu untuk Dunia”
cek-cek ada di blog saya,hehe kemudian sederet keistimewahan lainnya bahwa
kecerdasan seseorang lebih banyak diwarisi dari seorang ibu (perempuan) itu
fakta sainsnya, atau dengan sederet keistimewahan lainnya, dicari sendiri deh, banyak
pokoknya.
Kemudian saya juga jadi teringat tentang
kisah Siti Hajar dalam perjuangan mencari air untuk putranya nabi Ismail yang
diabadikan dalam ritiual ibadah Sai dalam
rangkaian Haji, bolak-balik antara Safa dan Marwah.
Sai
Nah kata orang-orang yang sudah berhaji,
betapa dasyatnya dirasakan, saat mondar-mandir antara Safa dan Marwah katanya
menjadi terbayang sosok sang ibu yang telah rela merawat, mencurahkan segenap
kasih sayangnya, pokoknya pengorbanan tak terhingga deh sahabat, ya rasakan
sendiri bagaimana baiknya ibu, dikala sakit, dikala sehat, dikala apapun selalu
mendampingi tanpa lelah tanpa mengeluh, marahnya pun karena ia sayang anakanya.
Jadi tak heran jika seorang ibu kadang begitu memprotek anaknya, karena ia ingin memastikan bahwa anaknya
terjamin mendapat yang baik, dan kelak akan menitipkannya pada yang benar-benar
akan merawatnya, menjaganya, bahkan menjadi sandaran kuatnya (ngerti kan
sahabat, so ayo berusaha jadi baik-baik dan baik yang bersumber dari hati,
bukan untuk pencitraan semata).
Itulah ibu selalu ingin memastikan anaknya
mendapat yang terbaik, so persembahkan yang terbaik untuk beliau perempuan
hebat yang mendampingi kita.
Nih berbagi cerita saya saja pas kemarin
wisuda ya sahabat, ketika dipanggil kedepan sebagai salah satu perwakilan
mahasiswa terbaik (perwakilannya,he karena semua juga hebat dan baik, tapi
mungkin Allah yang mentakdirkan saya untuk mewakili sahabat-sahabat saya ke
depan,hehe).
Ada rasa gimana gitunya, so complicated perasaan campur aduk, ketika
sadar “Hei, Reza kamu dipanggil, sudah
didepan bersalaman dengan pak direktur, ibumu pun menyaksikan. Pertanyaannya
benarkah anakmu sudah membuatmu bahagia bu?. Perjuangan ibu bersama bapak
begitu hebat untuk kamu, teringat saat dulu diajari membaca selepas magrib
dengan telaten, dicek buku-bukunya, disuruh les, karena memang anaknya ini rada
susah untuk menangkap pelajaran dibanding yang anak-anak lain (istilah dulunya
rada telmi diriku itu,he), Oh ibu, bu gimana ini? ” sudahlah sekuat tenaga
cucuran air mata ditahan sebisa mungkin, tapi da gak bisa, tetap saja ada air
mata yang menetes, karena seorang laki-laki juga bisa menagis,hehe dan suatu
saat nanti dia butuh tempat bersandar agar dapat tetap berdiri kokoh, butuh
pendukung setia yang mendorongnya jadi hebat, dan perempuan juga pasti butuh
yang demikian juga. Lihat saja kisah Habibie-Ainun deh yang paling popular
dikenal, inspirasi tingkat tinggi.
Kembali ke kisahku, pokoknya pas waktu itu
bercucuran deh air mata, bukan karena bangga dengan pencapain, tapi bertanya ke
diri sendiri “bu anakmu sudah sejauh ini,
tapi memang belum apa-apa bu, maaf bu maaf bu. Terima kasih bu” mungkin
sahabat belum bisa merasakannya,hehe tapi coba deh ingat-ingat apa-apa yang ibu
kita lakukan, sosok perempuan tanggung
di hadapan kita. Terus pas beres wisuda bertemu dan bersalaman dengan ibuku,
aduh terharu banget udah jarang rasanya dipeluk ibu, ibuku nangis “tapi ko kenapa bu, ibu malah minta maaf ke
anakmu ini.? Saya gak berani bertanya mungkin itu ungkapan ibu, seharusnya
anakmu yang banyak minta maaf. Anakmu tahu ibu selalu punya doa terbaik”.
Nah gitu deh sahabat, udah ah lanjutin ke sosok lainnya, kalau menceritakan
ibu, pasti ujung-ujungnya nangis deh,hehe pokoknya ibu perempuan hebat deh.
Doakan selalu bu, doamu yang paling mustajab.
Nah terus beberapa hari yang lalu nih
sahabat, yang menginspirasi saya buat nulis tulisan ini. Setiap pagi kan saya
naik bis kota, gak sengaja pagi itu bertemu dengan seorang ibu-ibu. Masih muda
sih mungkin sekitar 30 tahunan deh, dia menggendong anaknya yang mungkin
berusia sekitar 2 tahun, menuntunnya di Bis kota. Ketika ada seorang bapak
mempersilahkan sang ibu untuk duduk, seketika itu anaknya yang dia
prioritaskan, baru dirinya. Mungkin bagi sebagian orang ini terlihat biasa
saja, tetapi tak ada kejadian yang terjadi beitu saja yang kita saksikan
benar-benar telah diatur oleh Sang Maha pengatur.
Coba deh kita selaminya, betapa seorang ibu
selalu memprioritaskan anaknya? Bukti betapa besarnya cinta dan sayang seorang ibu pada anaknya, oh iya
ingat juga dengan ibuku yang begitu juga, walaupun anaknya udah segede gini,
tetep kalau beli apa-apa selalu anaknya yang jad prioritas, kalau telepon
sering banget bilang “pulang kapan? Yeuh
aya bla-bla-bla (gak disebutnya malu,he) kamari balanja”.
Semoga ibu inspiratif di bisa tadi mendapat yang terbaik anaknya
menjadi shaleha, amin. Hehe.
Atau yang membuat saya terharu gini nih
sahabat. Saya kan sekarang tinggal di rumah ua di Jakarta, uaku bagai ibu
keduaku, ibuku disini,hehe.
Setiap pagi pasti selalu dibekali makananan.
Setiap pagi uaku sendiri yang menyiapkannya, selau disiapkan sebelum shalat
subuh pasti udah diwadahan kata
bahasa sundanya mah,he bagi saya yang 3 tahun hidup ngekost sedirian bermakna
banget, biasanya sendiri nyiapin makan, masak nasi, tiba-tiba sekarang ada
sosok ibu lagi yang menyiapkan, walah Alhamdullah banget deh teman-teman saya
bilang gini “za ua kamu sayang banget ya
sama kamu” atau bilang begini “za,
gak bosen apa bawa bekal dari rumah terus? Kan bisa beli”, Dalam hati saya,
ini bukan urusan bisa beli disini apa tidak, bukan sekedar masalah berhemat
atau apapun, tapi ini mungkin bentuk kasih sayang seorang perempuan sosok ibu
pada anaknya, dan bukankah makanan rumah lebih sehat dan bersih dibanding
makanan di luar?hehe ya gitu deh.
Terus beberapa hari yang lalunya, Ua lupa belum nyiapin makanan buat saya sahabat, eh
itu mah pas kita beres shalat shubuh, cepet-cepet bela-belain pulang dulu dari
masjid buat nyiapin makanan buat saya. Pas kita berpapasan di depan pintu depan
rumah dia bilang “lupa ngewadahin makanan
buat kamu sah (panggilan saya,he)”. Buru-buru deh ua ku balik ke masjid,
dan itu gak cuman sekali itu, kadang berulang. Ya Allah, mungkin buat sebagian
orang itu sederhana ya, tapi sarat makna mendalam untuk saya sahabat, uaku juga
perempuan tedalan. Yang banyak mengajari saya sesuatu akan kehidupan yang lebih
real di masa ini, dengan sejumlah
nasihatnya yang super, ingat juga ketika pas beres wisuda kemarin, dia bilang “kalau aja dulu kamu ke kedokteran. Ya udah
deh sekarang yang bener aja kerjanya, kumpulin buat kuliah laginya”.
Ungkapan doa yang setiap orangnya hampir sama kepada saya akhir-akhir ini. 2
hal yang sering orang lontarkan kepada saya sahabat “za, jangan lupa kuliah laginya. Ditunggu.”. “za cepet-cepet balik ke kampus, jangan lupa” atau “za, semoga kamu cepat dapet jodoh”
(hehe, waduh yang ini mah, perlu dipersiapkan bener-bener karena bukan untuk
sehari dua hari, karena bukan saja masalah orangnya ada, tetapi lebih dari itu,
butuh komitmen dan keseriusan, karena perempuan adalah perempuan,hehe kalau
kuliah doakan sajanya sahabat harapannya tahun depan bisa terlaksana, amin.
Doakan saja)
Bekal Makan Siang
Nah kisah lain ketika di tempat kerja
sahabat, ini juga tentang seorang perempuan rekan kerja, umurnya sekitar 30-an
deh. Kesehariannya selalu penuh dengan keceriaan, pas hari itu terlihat ada
sesuatu yang berbeda dari si mba ini, tiba-tiba saja keceriannya hilang,
mukanya agak murung begitu. Ternyata anaknya lagi sakit sahabat,hehe lagi-lagi
ada sebuah makna tersibak, sebahagia apapun seorang ibu ketika anaknya sedang
sakit, dalam kondisi sang ibu harus meninggalkan anaknya walaupun hanya untuk bekerja begitu berat
banget sepertinya, mengkhawatirkan anaknya walaupun dijaga oleh orang yang
terpercaya, tetapi hati seorang ibu selalu ingin memastikan anaknya benar-benar
ia jaga dan rawat. Sehingga sepanjang hari itu si mba ini nampak sering kali
melihat handphonenya, mengetik, mungkin dia sedang bertanya kabar anaknya.
Itulah seorang ibu, seorang perempuan yang
banyak mengandalkan perasaannya, yang lebih peka perasaannya dibanding seorang
laki-laki. Nah gitu sahabat, saya juga ingin berbagi pesan nih sahabat buat
yang seumuran saya 20 tahunan atau yang remaja, yang lagi cari jodoh, atau yang
lagi dekat dengan seseorang, lagi usaha atau apa deh, atau ke teman perempuan
dekatnya.
Hakikatnya laki-laki dan perempuan adalah
serupa walaupun tak sama, saling melengkapi karena ada kanan dan kiri, karena
ada tangan kanan atau tangan kiri, atau kata Tulus di lagu sepatu, aku sepatu
kanan kamu sepatu kiri. Tidak sama tapi saling melengkapi kan, gak bisa dipakai
sebelah-sebelah, kalau satu berlari kencang yang satu juga pasti mengikuti,
yang satu kehujanan, yang satu lagi pasti juga kehujanan, salah satunya kalau
menghadapi kubangan air akan terlebih dahulu melangkah, buat memastikan di
kubangan air itu aman, tiada apapun. Siapa itu? Ya sepatu kanan lah (laki-laki)
artinya awali selalu dengan kanan untuk yang baik karena sepatu kiri
(perempuan) perlu keamanan, karena dia membawa langkah seluruhh bagian tubuh,
artinya diamanahi menjadi penyeimbang, lihat saja bagaiman ibu menjadi tiang
kokohnya ayah.
Nah so ketika kita dihadapkan pada rasa
suka pada seorang perempuan. Maknai itu syukuri itu ya sahabat. Karena sudah
Sunatullahnya rasa suka itu ada, tidak memandang apapun, karena rasa itu
ditanamkan oleh sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ketika kita mulai
menyukai sesorang mulai deh tanyakan kepada hati kita “apa benar ini adanya? Ataukah nafsu belaka, ataukah sugesti belaka di
kala sepi?. Tanyakan dan tayakan pada hati kita, dia pasti jujur, tak akan
pernah dapat berbohong. Tanyakan juga ke Sang Maha Penguasa, berikan kami
Petunjuk-Mu, ketetapan-Mu” ketika kita merasa yakin, maka maknai lah itu
secara baik dan baik, bukan untuk modus bukan untuk buat PHP,heheh (ko jadi
kesininya, udah deh lanjutkannya tulisannya).
Bantulah dan bantulah seseorang itu menjadi
lebih hebat, lebih tangguh, bukan malahan menambah masalah buat dirinya. Membantu
dengan stimulasi bukan menyuapi. Mungkin benar perempuan adalah makhluk yang
halus perasaannya, seperti seorang ibu, mereka lebih suka diberi bukti bukan
janji. Perasaan yang baik mendorong seseorang itu menjadi berusaha lebih baik,
bukannya dimaknai untuk caper belaka, karena sudah bukan masanya. Sudah gak
zaman lagi istilah yang sementara sementaraan, temporer bagai parasit, ayo
tinggalkan-tinggalkan.
Ketika kita menyukai seseorang maknai itu
secara baik-baik, tak perlu ungkapan kata yang puitis atau apalah, cukup dengan
perbuatan yang berdampak positif bukan menambah masalah, walaupun yang kita
suka belum tentu final itu takdirnya, seseorang dihadirkan dengan
tujuan-tujuanNya. Maknai saja dengan baik, karena setiap orang hadir membawa
pesa-Nya untuk kita belajar lebih baik, syukur-syukur kalau itu toh tempat
transitnya (perhentian untuk menuju langkah selanjutnya dalam kebersamaan), yasudah
ajak berjalan menuju petualang hidup yang sesungguhnya (tetap sandaranya
adalah, semua kembali tanyakan ke Sang Maha Kuasa, Allah, kerena Dia yang maha
menyaksikan setiap detik perilaku hamba-Nya. Ayo Tanya-tanya ke Allah,hehe).
Kisahkan perjalananmu seperti sepasang
sepatu, mereka pada garis besarnya adalah sama “sepasang sepatu” walaupun
mereka berbeda sisinya. Jadi gininya, ketika kita menyukai seseorang tak perlu
sama atau berusaha menyama-nyamakan (ngertikan, artinya serba sama apa-apanya,
sebanding intektualitasnya mungkin, sebanding kecerdasannya mungkin, gak perlu
itu gak perlu, karena tiap orang memiliki kekhasan tersendiri,hehe) tapi cukup
yang serupa saling melengkapi apa yang kurang, perbedaan adalah lumrah, karena
justru dari yang berbeda itu dapat ditemukan hal-hal baru yang mendorong ke
arah yang lebih, menghasilkan perpaduan yang unik pada akhirnya, karena tiap
pribadi adalah istimewa memiliki peran-perannya.
Waduh ko ujung-ujungnya tulisan ini jadi
kesininya,hehe dasar Reza-Reza, efek banyak yang ngedoain dua hal tadi tuh yang
saya sebutkan diatas. Fokus dulu satu-satu jangan bercabang-cabang.hehe
Intinya gini deh sahabat, perempuan adalah
perempuan. Bagai so sebagai laki-laki pesannya adalah jadilah kaki kanan, yang
mengawali langkah-langkah baik. Hormati perempuan siapapun dia dimanapun dia,
karena laki-laki tanpa perempuan tak akan terlahir,he mau numpang dimana kita
kalau bukan di Rahim ibu kita,hehe
Untuk perempuan jadilah perempuan teladan
yang kokoh menyeimbangkan. Tak perlu harus selalu luar biasa, jadilah dirimu
yang Allah ridoi harapkan.
Jadilah 2 insan hebat yang saling
melengkapi, walaupun kesempurnaan hanya milik Allah, tetapi ketika saling
bersinergi melengkapi, walaupun ada perbedaan batas tapi itu adalah perjalanan
yang harus dijembatani. Jembatan itu dibangun, menciptakan pekerjaan, membuka
akses dunia baru akan sesuatu yang baru.he
Ya pokoknya terima kasih untuk
perempuan-perempuan teladan yang telah dihadirkan, sebenarnya masih banyak,
tapi tulisan ini sudah terlalu panjang, biar saya simpan saja deh. Karena
sahabat juga pasti punya sosok perempuan teladan lainnya. Saya ingin berbagi
melalui tulisan, karena ada jarak dan ruang diantara kita yang tak
memungkinkan diri saya berkisah langsung.heheh
Pokoknya salam perjuangan, maknai waktu
kita sebaik-baiknya, jangan pernah sia-siakan walaupun hanya sedetik, ketika
kita menemui orang-orang ayo kita ukir kesan yang baiknya.
Berkaryalah untuk perempuan-perempuan kita
(ibu-ibu kita). Karena itulah yang hakiki.
Yang baik bertakdir dengan yang baik.
Ketika Sang Ilahi yang menjadi sandaran, tiada mungkin kekecewaan yang didapat,
selalu ada hikmah dibalik cerita, selalu ada penjelasan nilai hidup dibalik
peristiwa yang begitu cantik diatur sedemikian rupa Sang Illahi Robbi
Wassalamualaikum
Salam rindu untuk sahabat-sahabat.
Sampai ketemu di tulisan berikutnya. Denga tema
yang berbeda. Insyallah dalam waktu dekat kita berjumpa lagi. Salam-Salam,hehe
Jakarta,
9 – 10 Oktober 2014
Muh.
Reza Jaelani
Bagian
dari autokoreksi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
QA, MLS, Biomedic I Key Expertise : QMS, QC, Statistical Analysis, Immunology
Komentar
Posting Komentar