Langsung ke konten utama

Unggulan

BEBERAPA CATATAN UNTUK TES WIDAL

Langkah Menebus ” Dosa Ekologis Laboratorium”

Penelitian Mahasiswa D-III Analis Kesehatan Poltekkes Bandung
Pemanfaatan Ekstrak Kelopak Bunga Rosella sebagai Pewarnaan SADT

Assalamualaikum wr wb
Apa kabar sahabat ?? semoga dalam kesehatan dan keberkahan. Amiin
Hari ini saya akan bercerita lagi tentang penelitian adik saya (Klik sini).
Penelitiannya berkutat seputar hal yang kata sebagian orang adalah hal mustahil sesuai ungkapannya nih dalam tulisan-tulisan dalam tumblrnya 1 2 3 4. Berusaha mewujudkan sebuah ide gagasan yang tercetus dari seorang yang berpikiran bahwa penelitian adalah sebuah petualangan, jangan menyerah jika gagal, karena gagal adalah sukses yang tertunda agar terus belajar dengan masalah, karena masalah mengajarkan berpikir lebih komprehenship dan mendalam, bahwa membawa pintu-pintu silaturahmi baru dengan cara pandang yang baru.
Ok sahabat, fokus ke topik penelitian adik tingkat saya ini nih.
Saya sengaja memberi judul tulisan ini Langkah Menebus ”Dosa Ekologis Laboratorium”. Bertanya tidak kenapa judulnya demikian?
Ah bertanya gak bertanya juga mau saya jelaskan nih latar belakangnya hhe.
Ada apa dengan “dosa ekologis laboratorium?”,
sebagaimana dalam tulisan labtechcreation nih bahwa dunia laboratorium adalah salah satu sumber penghasil dosa ekologis, karena penggunaan energy yang sangat boros dalam kegiatannya seperti penggunaan AC selama 24 jam, pencahayaan kelembaban yang harus terjaga, listrik untuk penggunaan instrumentasi, plus limbah cair dan padat baik yang infeksius maupun yang non infeksius nih. Kesemuanya adalah bagian dari proses laboratorium yang tak bisa dihindarkan. 
Saya kasih contoh salah satu limbah cair yang dihasilkan laboratorium. Misal Mr. A diminta dokter untuk melakukan pemeriksaan hematologi lengkap, kemudian datang ke laboratorium, kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Pasti kan dianalisanya menggunakan reagensia, sisanya pasti ada limbah cairnya, belum lagi kalau harus dilakukan pemeriksaan Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) menggunakan pewarna sintesis anorganik tuh, limbah lagi.
Nah saya melakukan estimasi nih pada sebuah laboratorium. Per 500 analisa hematologi menggunakan salah satu analyzer ternama akan dihasilkan ± 22 L limbah cair, untuk analisa kimia dan imunologi menggunakan instrument ternama per 1000 analisa akan dihasilkan ± 10 L limbah cair. Dan ukuran 500 s.d 1000 analisa itu bukan dalam ukuran periode 1 bulan atau 1 tahun loh. Tapi bisa dalam rentang waktu paling cepat itu 1 hari kerja selama 16 jam atau paling lama dalam 1 minggu selama 6 hari. Bayangkan tuh kalau gak ada strategi ke depan tentang pengelolaan limbah ini. Bisa rusak nih lingkungan kita.


Ya walaupun pasti setiap laboratorium memamakai jasa pengolahan limbah. Tapi perlu langkah nyata dong yang seorang ATLM juga lakukan. Tak hanya mengoperkan limbah tapi berusaha me-reduce limbahnya sendiri.
Nah dari pemikiran itu maka dalam penelitian adik tingkat saya lahirlah sebuah gagasan nih bagaimana mencari bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan, salah satunya didasari pemikiran mencari alternatif pewarna dengan memanfaatkan bahan alam. Gagasan ini muncul sebagai gagasan yang “absurd” bagi sebagian orang mungkin. Tetapi gagasan ini muncul dari pemikiran loh. Bahwa pewarnaan akan mengikuti kaidah kinetika reaksi kimia, sederhananya muatan positif akan berikatan dengan muatan negatif. Dan syarat itu dipenuhi dalam pemikiran awal dan ditemuinya sejumlah jurnal penelitian yang ternyata juga telah banyak memanfaatkan pewarna dari bahan alam seperti penelitian di Thailand dsb (klik)
Maka berdasar itu langkah penelitian mencari bahan yang eco-friendly pun direalisasikan dengan judul “Ekstrak Bunga Rosella sebagai Pewarnaan pada SADT”.
Penelitian penebusan dosa ekologis ini



Didesign untuk memanfaatkan ekstrak kelopak bunga rosella untuk dimanfaatkan sebagai pewarna sel-sel darah nih. Sesuai dengan berbagai literatur yang dikaji, antosisanin dapat digunakan sebagai pewarna alami. Antosianin merupakan zat warna pada tumbuhan, termasuk rosella. 


Hal tersebut didasarkan pada hipotesis berikut :
Antosianin secara struktural terkait beberapa interkalator kuat dan diketahui mengikat purin. Perbedaan dari struktur kimia membuat antosianin akan memberikan respon yang berbeda ketika pH berubah, itulah sebabnya banyak yang menggunakan antosianin sebagai indikator asam basa. Konsep asam basa yang dibawa antosianin berpengaruh besar pada karakteristik asam basa sel, yaitu antosianin yang bersifat asam akan mewarnai sel yang bersifat basa dan sebaliknya. Sehinggat sel dapat terlihat jelas.     
Dinding sel manusia terusun atas lipid bilayer, bagian luar membran sel merupakan lipid bilayer tersusun dari fosfolipid, fosfolipid terbagi kedalam fosfat dan lipid bersifat hidrofob, sel tetap stabil karena sistemnya yang lipid bilayer. Sel bisa bermuatan negatif karena di atas membran sel pada bagian tertentunya bermuatan negatif, contohnya adalah eritrosit karena memiliki gugus karboksil, gugus karboksil yang bermuatan negatif akan berikatan dengan mordan yang bermuatan positif (kation), maka peran antosianin dibantu dengan mordan akan menempel, mordan akan membantu ikatan antosianin dengan sitoplasma menjadi kuat dan stabil, ikatan tersebut berwarna karena susunan resonansi elektron. 
Dinding sel manusia terusun atas lipid bilayer, bagian luar membran sel merupakan lipid bilayer tersusun dari fosfolipid, fosfolipid terbagi kedalam fosfat dan lipid bersifat hidrofob, sel tetap stabil karena sistemnya yang lipid bilayer. Sel bisa bermuatan negatif karena di atas membran sel pada bagian tertentunya bermuatan negatif, contohnya adalah eritrosit karena memiliki gugus karboksil, gugus karboksil yang bermuatan negatif akan berikatan dengan mordan yang bermuatan positif (kation), maka peran antosianin dibantu dengan mordan akan menempel, mordan akan membantu ikatan antosianin dengan sitoplasma menjadi kuat dan stabil, ikatan tersebut berwarna karena susunan resonansi elektron.   

Nah hipotesi itulah yang harus dibuktikan dalam penelitian menebus dosa ekologis ini nih sahabat hhe. Sahabat ngerti gak?? Kalau gak ngerti, banyak baca ya. hehe
Penelitian dilakuan dengan melakukan ekstraksi kelopak bunga rosella dengan pelarut etanol, kemudian ekstrak tersebut diolah lebih lanjut nih dengan penambahan HCl serta FeCl3 dan AlCl3 ke dalam ekstrak sebelum dilakukan pewarnaan.
Setelah itu baru deh diaplikasikan sebagai pewarna SADT.
Dan didapat hasil berikut nih dibawah sini .


Hasil Pewarnaan

Nah coba bandingkan dengan standar pewarnaan giemsa nih sahabat.



Memang sih masih belum perfect nih hasilnya. Karena kesempurnaan kan hanya milik Alloh.
Ok nih berdasarkan hasil penilaiana dan statement dari 8 orang panelis dalam penelitian ini. Terdiri dari para pakar yang memahami kriteria SADT yang baik untuk dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut nih untuk penelitian menebus dosa ekologis ini

 “Bahwa ekstrak bunga rosella dapat dimanfaatkan sebagai pewarna pada SADT pada sel tertentu, namun kurang baik jika tidak ditambahkan zat pewarna lain karena sel-sel darah yang lainnya menjadi tidak teramati”

Ekstrak kelopak bunga rosella dapat dimanfaatkan sebagai pewarna pada eritrosit karena kesesuaian hipotesis di atas dengan kondisi pewarna. Sedangakan trombosit hanya nampak sebagai butiran-butiran bening tak berwarnanya.
Kemudian kemana nih leukosit? Leukosit tidak terwarnai karena pH asam dari larutan mendegradasi membran sel leukosit, sehingga lekosit menjadi rusak dan tidak terwarnai.

Ngerti gak sahabat ringkasan cerita penelitian ini?
Ngerti dong ngerti. Menarik tidak? Hehe, kalau gak menarik berarti ini mah kesalahan saya yang nulis nih, kurang bisa mengemasnya dalam format yang baik.
Ok terima kasih pada peneliti yang sudah mengizinkan mempublish penelitiannya, selamat telah menyelesaikan tugas akhirnya dengan baik. Dan untuk peneliti nih, harus membuat suatu karya tulis yang lebih lagi dijenjang yang lebih tinggi ok. Hehe

Nah gitu sahabat penelitian menebus dosa ekologis ini dilakukan tuh. Walaupun hasilnya belum maksimal, tetapi langkah penelitian ini setidaknya harus diapresiasi. Bagaimana sang peneliti melakukannya dalam kapasitasya sebagai mahasiswa D-III berpola pikir otak kanan yang diapaksa melewati batas-batas jenjang D-III nya harus berlogika otak kiri, semata karena penelitian sejati adalah penelitian yang tanpa batas, dalam penelitian tidak mungkin ada solusi akhir, selalu ada masalah dan pertanyan yang tiada akhir karena itu adalah awalan berkembangnya ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi, termasuk membuka kran-kran silaturahmi yang lebih luas dengan berbagai orang dalam berdiskusi.

Sebagai info nih, penelitian ini dapat dilanjutkan nih seperti :
  1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakukan netralisasi ekstrak bunga rosella sampaimendekati pH fisiologis sel darah (6.8 s.d 7.4)supaya dapat diaplikasikan ke seluruh sel darah nih. Kan hasil ekstraksi rosella ini pH-nya asam.
  2. Kalau ekstrak rosella dapat melisiskan sel leukosit tanpa melisiskan eritrosit, gimananya kalaudiaplikasikan sebagai reagensia untuk hitung eritrosit??? Kaji tuh hhe 
  3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melakunan pencampuran ekstrak kelopak bunga rosella dengan pewarna lain untuk menghasilkan hasil pewarnaan inti sel dan sitoplasma yang lebih kontras.
  4. Oh iya pewarna antosianin dapat didapatkan dari semua tumbuhan nih, jadi gak hanya rosella. Ke depan coba dikaji mengenai bahan lainnya, dan untuk pewarnaan selain sel darah nih. Gimana kalau untuk pewarnaan preparat sel, pewarnaan histologi, pewarnaan bakteri, pewarnaan telur cacing, atau parasite darah tuh??? Silahkan kaji lebih lanjut. Hhe
  5. Bahkan gimana kalau kita aplikasikan antosianin ini untuk indikator asam basa pada media pertumbuhan bakteri?? hhe


Siap mengkaji?? Jika ada silahkan hubungi peneliti atau melalui saya juga boleh ko sahabat.
Pesan saya, ATLM harus bisa meneliti dong harus bisa riset dong. Karena itu salah satu kekuatan kompetensi yang saya rasa benar-benar wajib dikembangkan. Pemikiran yang komprehenship kuncinya, banyak membaca diskusi sharing caranya. Buka pemikiran, jangan batasi dengan teori, berani berhipotesis. Karena akal pemikiran manusia salah satunya harus digunakan untuk berpikir, bukankah Alloh yang menyuruh demikian?? Hehe. Dalam rangka menelaah ayat-ayat ilahi dalam setiap ciptaanya nih, karena boleh jadi menyelami seperti ini adalah jalan mengenali Illahi Rabbi, karena tidak mungkin kompleksitas alam ini terjadi secara ketidak sengajaan tanpa pencipta.hhe
Ini baru satu langkah menebus dosa ekologis, adakah langkah lainnya untuk kemajuann  analisa laboratorium lainnya? Harus ada, tentunya dalam passion setiap orang, berbuat sesuatu untuk hal yang bermanfaat.



Ok saya rasa cukup deh sahabat. Panjang banget tulisan ini, seperti biasanya tulisan saya selalu panjang. Semoga tidak lelah menbacanya, semoga dapat bermanfaat amin.
Selamat dan Sukses untuk yang berkarya dalam Karya Tulis Ilmiah, semoga ilmunya dan pengalamannya bermanfaat. Go tingkatkan karya tulis untuk strata pendidikan yang lebih tinggi lagi, dalam dunia dan passion yang menuntun jadi hebat.

Salam dari Ibu Kota
Jakarta, Juli 2015. 

Muh. Reza Jaelani
(EDISI REVISI 001)


Komentar

  1. punteun a, bisa minta referensi website nya yg tentang judul itu ? atau boleh minta alamat email nya aa ? nuhun

    BalasHapus

Posting Komentar