Langsung ke konten utama

Unggulan

BEBERAPA CATATAN UNTUK TES WIDAL

SEKILAS TENTANG SISTEM IMUN NON SPESIFIK (INNATE IMMUNITY)

Mempelajari sistem imun tidak cukup hanya pada tingkatan seluler saja. Mekansisme yang kompleks mengharuskan kajian yang mendalam sampai tingkatan molekuler. Contohnya dalam mempelajari Innate Immunity atau yang dikenal sebagai sistem imun bawaan yang umum dikenal sebagai sistem imun non spesfik.  Bagaimana respon imun ini bekerja pada tingkatan molekuler?, apakah benar sistem ini bekerja secara non spesifik?
Sistem imun bawaan atau non spesifik merupakan sistem yang pertama kali berespon terhadap komponen asing dimulai dari sistem barrier, mukosa, sampai humoral dan seluler. Pada tingkatan seluler terdapat sekelompok sel fagosit yang berperan dalam merespon komponen asing.
Sel fagosit adalah sel berkemampuan fagositosis (istilah sederhananya memakan, tapi ini bukan istilah yang tepat). Sel fagosit dalam sistem imun bawaan terdiri dari sel PMN (Polymorphonuclear) atau neutrofil, sel monosit beserta derivatnya sekelompok makrofag, sel dentritic dan sel NK. Sel-sel ini sudah terprogram secara genetik (bawaan) memiliki kompetensi mengenal dan mengeliminasi komponen asing dalam tubuh.
Pengenalan komponen asing oleh sel fagosit didasarkan pada pengenalan struktur umum (non spesifik) komponen asing. Disebut sebagai "struktur umum" karena setiap golongan komponen asing mikroogranisme memiliki kesamaan struktur, seperti  LPS (lipopolisakarida) dan endotoksin pada bakteri gram negatif. Pada bakteri gram positif terdapat peptidoglikan. Komponen lainnya dapat berupa flagel, dsRNA maupun protein asesoris pada mikroba. Struktur umum ini dalam imunologi disebut sebagai PAM'S (Pathogen Associated Molecular Pattern's).


Molekul PAM'S dikenali sebagai komponen asing karena tidak terdapat dalam tubuh, dan biasanya merupakan komponen yang essensial bagi kehidupan mikroba yang bersangkutan. Dikatakan sebagai penanda umum karena struktur PAM'S dimiliki oleh seluruh golongan mikroba. PAM'S merupakan bagian yang dikenali oleh reseptor sel fagosit sistem imun.
Reseptor yang berperan dalam pengenalan PAM'S dikenal dengan istilah PRR (Pattern Recognition Receptors). Salah satu golongan PRR ini paling penting dalam sistem imun  adalah TLR (Toll Like Receptor). Kata "Toll" berasal dari ungkapan ketakjuban  saintis Jerman penemu gen reseptor ini yang mengatakan "Das war ist toll" yang berarti "That's amazing". TLR merupakan sekelompok reseptor pengenal PAM'S yang ditemui pada semua organisme. Pada manusia sampai dewasa ini telah diketahui ada 10 jenis TLR. Setiap jenis TLR memiliki fungsi pengenalan yang spesifik seperti TLR4 yang berperan sebagai pengenal PAM'S LPS, TLR5 sebagai pengenal PAM'S flagelin, TLR3 untuk PAM'S dsDNA, TLR2 sebagai pengenal PAM'S zymosa (yeast) dan PAM'S golongan mycobacterium.

Tanpa adanya TLR sistem imun bawaan atau non spesifik tdak mungkin bekerja mengenali komponen asing, tanpa TLR juga sistem imun bawaan tidak akan terlanjut ke sistem imun adaptif. TLR secara molekuler  berperan sebagai persinyalan on-off sejumlah gen yang berperan dalam imunitas. Seperti contohnya TLR pada sel APC (Makrofag, Dentritic) yang mengikat PAM'S memicu sinyal tranduksi sel untuk aktivasi sel makrofag menghasilkan sejumlah sitokin yang menstimulasi sel limfosit T berdiferensasi menjadi sel efektor. Contoh lain, TLR merupakan reseptor makrofag yang menstimulasi makrofag membunuh mikroba intraseluler pada vesikelnya atas stimulasi sel T. Maka TLR dapat juga dikatakan juga sebagai bridging innate immunity and addaptive immunity.


Nah berdasarkan pemaparan di atas dapat kita ambil intisarinya bahwa sistem imun bawaan (Innate Immunity) dikatakan sebagai sistem bawaan karena dikode secara genetik berupa gen yang diekspresikan menjadi reseptor pengenal PRR yang contohnya TLR. TLR ini bekerja mengenali struktut komponen asing secara umum per golongan melalui interaksinya dengan PAM'S. Adanya ikatan TLR dan PAM'S pada sistem imun bawaan merupakan awal proses aktivasi sel imun sekaligus penghubung ke sistem imun adaptif.
Pemahaman mengenai sistem imun bawaan terkhusus TLR merupakan bahan penting. Kemampuan TLR mengenal komponen asing secara umum dewasa ini sangat potensial dikembangkan dalam imunoterapi kanker dengan jalan pengenalan protein-protein abnormal dari sel kanker. Juga dapat diaplikasikan dalam pengobatan sejumlah penyakit vaskular seperti penanganan stroke dan neuroprotektif.
Muh. Reza Jaelani

Referensi
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24709682
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27336891
Imunologi Diagnosis FKUI

Komentar