Cari Blog Ini
Rasulullah saw bersabda "Ikatlah Ilmu dengan Tulisan"_____ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا Ya Allah … aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thayyib, dan amal yang diterima"
Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
Diposting oleh
Muh. Reza Jaelani Science Communicator
TES PRESUMTIF DAN KONFIRMASI
Pengelompokan
pemeriksaan laroratorium penting diketahui agar para klinisi tidak keliru dalam
memilih pemeriksaan dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan. Secara umum
berdasarkan tujuan pemeriksaan laboratorium dikelompokan menjadi dua jenis
yaitu uji presumtif dan uji konfirmasi.
Uji
presumtif dapat dikatakan sebagai tes-tes pendahuluan untuk menyaring
(skrining) sejumlah kemungkinan. Sedangkan tes konfirmasi merupakan tes
lanjutan dari tes pendahuluan jika hasil tersebut menunjukan hasil positif.
Perbedaan uji presumtif dan konfirmasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
|
UJI PRESUMTIF
|
UJI KONFIRMASI
|
Tujuan
|
Tes skrining, yang bertujuan
mengeliminasi sebab-sebab praduga dari hasil anamnesa atau dugaan awal.
Hasil tes tidak dapat dijadikan penegak
diagnosis, perlu dilengkapi dengan tes-tes lainnya. Staunya hanya sebagai
prognosis.
|
Tes penegasan dari hasil-hasil uji
presumtif. Tes konfirmasi dapat terdiri dari satu macam tes atau kombinasi
beberapa tes laboratorium maupun non laboratorium.
Hasil tes dapat berdiri sendiri sebagai
penegak diagnosis.
|
Sifat
|
Umumnya merupakan tes Kualitatif yang
dilaporkan berupa Reaktif/Non Reaktif, Positif/Negatif dari reaksi yang
teramati secara visual, atau hail berupa angka berskala ordinal, pada tes-tes
tertentu ada yang sampai Semi Kuantitatif yang dilaporkan berupa titer tanpa
satuan.
|
Ada yang bersifat kualitatif (hasil
dinyatakan Positif/Negatif), ada yang kuantitatif (dilaporkan berupa angka
dengan satuan tertentu)
|
Keandalan Analitik
|
Sensitivitas tinggi namun belum dapat
menentukan secara spesifik analit yang dimaksud (mendeteksi bagian umum).
Sensitivitas tinggi dapat menyebabkan hasil positif
palsu sehingga perlu dikombinasikan dengan tes lain atau dilanjutkan ke uji
konfirmasi
|
Sensitivitas tinggi, namun pada sejumlah
kondisi klinis tertentu tingkat sensitivitas rendah.
Tingkat spesifisitas (keakuratan) lebih
tinggi karena mendeteki bagian yang spesifik dari analit.
|
Tingkatan Metode
|
Metode Rutin
|
Umunya tergolong metode standar baku emas
(Gold Standar)
|
Pengerjaan
|
Relatif mudah, relatif cepat dapat
dilakukan pada setiap tingkatan laboratorium, Sebagian besar merupakan
tes-tes manual yang dapat diamati secara visual.
|
Banyak tahapan pengerjaan, sehingga
pengerjaan lebih lama, hanya laboratorium tertentu (tingkat utama) yang
diberi izin dan dapat mengerjakan pemeriksaan, karena memerlukan bagian dan
peralatan yang khusus
|
Biaya
|
Relatif murah
|
Relatif lebih Mahal
|
|
|
|
Contoh Uji
|
Presumtif
|
Konfirmasi
|
Panel Tifoid
|
Widal Tes metode slide atau Anti
Salmonella IgM metode imunosorben magnetic secara kolorimetri (bukan rapid
tes), dapat dilengkapi denga tes-tes Hematologi lengkap, CRP dsb.
Kombinasi tes-tes ini dapat dijadikan
penegak diagnosis tanpa perlu dikonfirmasi. Kecuali jika meragukan dapat pada
kondisi klinis tertentu (pasien imunocompromise, konsumsi imunosupresan dsb)
dilanjutkan ke uji konfirmasi.
|
Kultur Biakan Salmonella sp. atau tes PCR
|
Panel infeksi Virus Hepatitis B
|
HBsAg Kualitatif disarankan bukan mengunakan
metode rapid tes.
Metode ELISA, CMIA, ELFA, ECLIA
(Menggunakan prinsis reaksi antigen-antibodi fase-1)
Hasil perlu dilengkapi panel uji lain
seperti Anti HBc IgM, sebagai penentu status akut-kronik infeksi
|
Hasil HBsAg kualitatif dapat dikonfirmasi
dengan tes HBsAg Konfirmatori menggunakan metode berbasis reaksi
antigen-antibodi fase-I.
Tes PCR HBV DNA Kualitatif, atau langsung
ke tes PCR HBV DNA Kuantitatif atau HBsAg Kuantitatif
|
Panel Infeksi Virus Hepatitis C
|
Tes skrining: Anti HCV Total disarankan
bukan menggunkan metode rapid tes.
Metode ELISA, CMIA, ELFA, ECLIA
(Menggunakan prinsis reaksi antigen-antibodi fase-1)
Status infeksi dapat dilengkapi dengan
Anti HCV IgM
|
Semua tes anti HCV positif dapat
dikonfirmasi dengan metode RIBA (Recombinant Immunoblot Assay).
Atau melakukan tes PCR HCV RNA Kualitatif
atau Kuantitatif
|
Panel Dengue
|
Tes Ns1 (paling baik untuk deman hari
1-3), Anti Dengue IgM/IgG (deman lebih dari 4 hari) metode imunokromatografi,
yang dilengkapi tes lain seperti hematologi lengkap, CRP, ALT-AST. Jika perlu
dilakukan tes koagulasi.
|
Tes Konfirmasi Pemeriksaan ELISA Anti
Dengue IgM/IgG, Tes PCR Dengue RNA.
|
Panel Tes HIV
|
Skrining :
Tes HIV dengan 3 jenis metode yang
berlainan atau 3 merk yang bebeda (tidak diperkenankan semua berupa rapid
tes) memiliki sensitivitas >99%. Hasil positif harus selalu dikonfirmasi.
|
Tes HIV Konfirmasi : HIV WesternBlot
|
Panel Tes
Drug Abuse (Narkotika Urin)
|
Pemeriksaan Urin Narkotes dengan metode
immunokromatografi. Hasil positif harus dikonfirmasi
|
Pemeriksaan sampel urin dengan metode
GCMS
|
Panel Tes Gonorrhea
|
Pasien yang menunjukan gejala dapat diperiksa
dengan pewarnaan gram. Keberadaan diplococcus gram negatif sudah dalam sel PM
dapat dijadikan penegak diagnosis.
Pada kasus tertentu yang bersifat
asimtomatik tes langung ke uji NAAT
|
NATT (Nuclein Acid Amplification Test)
dari spesimen yang diduga adanya bakteri Neisseria
gonorrhea. Urin, hasil swab vagina atau uretra, selaput mukosa mata,
laring dan faring.
|
Panel Chikungunya
|
Tes skrining: Anti IgM Chikungunya, tes
tersedia dalam bentuk rapid imunokromatografi tes dan ELISA.
CDC merekomendasikan agar dilanjutkan ke
tes konfirmasi. Namun dengan dilengkapi tes lain, dan
sensitivitas-spesitivitas tes skrining yang baik, tes ini sudah cukup
menegakan diagnosis
|
Tes netralisasi Anti IgM Chikungunya,
jika deman kurang dari 3 hari dapat dilakukan kultur virus, namun jika lebih
dari itu cukup dengan tes PCR RNA Chikungunya.
|
Panel Tes Tuberkulosis
|
Tes Skrining TB paru :
Pemeriksaan preparat BTA yang
diinterpretasikan sesuai pedoman IUATLD. Hasil ini sudah dapat dijadikan
penegak diagnosis
Jika bakteri bersifat sistemik (menyebar
ke darah, kulit, ginjal, otak) maka disarankan melakukan kultur atau
pemeriksaan PCR
|
Kultur Mycobacterium tuberculosis, Tes PCR DNA MTB.
|
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label:
Laboratorium
MLT. ANALIS
QC
QA, MLS, Biomedic I Key Expertise : QMS, QC, Statistical Analysis, Immunology
Komentar
Posting Komentar