Langsung ke konten utama

Unggulan

BEBERAPA CATATAN UNTUK TES WIDAL

DERMATOGLIFI


"Bahkan Kami mampu menyusun (kembali) banaanah (bagian ujung-ujung jari) mereka dengan sempurna" Q.S Al-Qiyamah 75:4
Menurut Dr. Muhammad Abdul Baqy Fahmi (2009) dalam buku Al-Yad Fi dhauil Quran was Sunnah (Judul Indonesia : Keajaiban Tangan), Al-Quran menyebut kata tangan sebanyak 110 kali dengan berbagai bentuk kata yang menceritakan berbagai kondisi maupun ancaman bagi si pemilik. Jika kita perhatikan tangan kanan kita  membentuk lafadz Alloh.

Pengetahuan sains memamaparkan jika setiap organ memiliki ruang pengaturan tersendiri di dalam otak. MasyaAlloh-nya sel-sel otak yang mengatur fungsi tangan menempati ruangan yang besar pada otak manusia., tepatnya di daerah Serebelum (otak besar) bagian atas. Hal tersebut menunjukan fungsi motorik (gerak) manusia terutama tangan merupakan pembeda dari makhluk hidup lainnya.
Sebagai contoh saja, ibu jari. Walaupun semua kelas Primata memiliki ibu jari tetapi strukturnya memungkinkan tangan manusia lebih cekatan dan tangkas. Manusia dapat menulis, mengetik, menjahit karena keluwesan ibu jari. Coba saja makan tanpa ibu jari apa bisa? Menulis tanpa ibu jari, bisa kah? Tidak kan.
Salah kata yang menarik ialah dalam Al-Qur'an surat Al-Qiyamah (75) ayat 4 terdapat kata "banaanah" yang menurut penjelasan Sa'id Hawwan dan Ar-Rabi' bin Anas merupakan bagian-bagian ujung jari (Kamus Al-Quran, PTS Islamika Hal. 100 dalam App Al-Quran Perkata dan Tafsir). Ayat ini diturunkan berkenaan dengan pertanyaan orang-orang yang selalu meragukan tentang kiamat dan kekusasan Alloh kelak akan membangkitkan setiap yang mati dalam fisik yang utuh. Maka Alloh pun  mewahyukan ayat ini sebagai tanda Maha Sempurna-Nya ilmu Alloh yang harus ditafakuri.
Jika kita memperhatikan ujung-ujung jari kita, kita akan menemukan pola unik  yang disebut sidik jari. Kadang kita hanya memperhatikannza ketika membuat SKCK, atau pengesahan lembar ijazah kan ya.
Sidik jari banyak dipelajari dalam beragam disiplin ilmu seperti forensik, psikologi termasuk rumpun ilmu kesehatan juga, karena erat kaitannya dengan ekspresi genetik. Istilah keren mempelajari pola-pola sidik jari disebut sebagai DERMATOGLIFI.
Dermatoglifi berasal dari dua kata Yunani yaitu derma : kulit dan glyphe : mengukir  dan mengacu pada formasi garis-garis pola yang muncul pada telapak tangan dan telapak kaki. Dermatoglifi merupakan studi ilmiah dari pola sidik jari . Istilah ini mulai dipopulerkan oleh Dr Harold Cummins, yang dianggap sebagai bapak analisis sidik jari Amerika , meskipun proses identifikasi sidik jari sudah digunakan selama ratusan tahun .
Dermatoglifi didefinisikan sebagai gambaran sulur-sulur dermal yang paralel pada jari-jari tangan dan kaki, serta telapak tangan, dan telapak kaki. Dermatoglifi bersifat unik dan spesifik pada setiap individu sidik jari di tangan kanan tidak akan sama dengan yang di sisi kiri, juga bersifat sangat stabil dan tidak berubah sepanjang hidup kecuali jika terjadi kerusakan yang sangat parah sampai lapisan sub dermis seperti luka bakar, penyakit kulit, dan kerusakan jaringan lainnya.
Sehingga Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari:
  1. Parennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup
  2. Immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada
  3. Individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik.
Pola dermatoglifi muali terbentuk pada minggu ke 8 sampai minggu ke 16 setelah gestasi. Pembentukan pola dermatoglifi merupakan cerminan eskpresi genetik poligen serta dipengaruhi oleh banyak faktor seperti hormonal, jenis kelamin, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi ekspresi gen.
Menurut Galton, pola dermatoglifi pada manusia dapat digolongkan menjadi tiga pola dasar yaitu arch (busur), loop (lengkung), dan whorl (pusaran atau lingkaran).


Pola Dasar Dermatoglifi

Pada perkembangan penelitian dermatoglifi, tiga pola dasar dermatoglifi mengalami perkembangan menjadi terbagi menjadi 11 variasi yaitu :


Gambar 2. Variasi Pola Dermatoglifi
  1. Simple Arch Patterns : Berpola berbentuk bukit, melengkung keatas , tidak memiliki bagian segitiga.
  1. Tented Arch Patterns :Berbentuk seperti tenda berkemah dengan ujung atas yang tajam
  1. Ulnar Loop Patterns : Berbentuk seperti air terjun yang mengalir ke arah jari kelingking dengan ciri ada titik segitiga.
  1. Radial Loop Patterns : Berpola kebalikan dari loop ulnaris ,pada pola radial loop lengkungan " terjun " mengalir menuju ibu jari .
  1. Concentric Whorl Patterns : Pola Baris mulai dari pusat lingkaran kecil , garis-garis pada ujung jari tampak sebuah lingkaran lengkap dan menyebar seperti lingkaran konsentris dengan dua titik segitiga.
  1. Spiral Whorl Patterns : Pola spiral mulai dari pusat dan bergerak ke luar , memiliki dua titik segitiga
  1. Press Whorl Patterns : Mirip dengan pola lingkaran, tetapi lingkaran berubah menjadi bentuk oval panjang , memiliki dua titik segitiga .
  1. Imploding whorl Patterns : Seperti berola Tai Chi di bagian tengahnya dikelilingi oleh multi- lapisan lingkaran
  1. Composite Whorl Patterns : Tai Chi pola - seperti tanpa multi- lapisan atau lingkaran sekitarnya
  1. Peacock’s Eye Patterns : Berpola dari pusat seperti mata merak dan bibir ; pusat terdiri dari lebih dari satu lingkaran atau spiral, akhir setiap cincin terhubung dalam garis lurus. Pola ini memiliki dua poin segitiga.
  2. Variant Patterns : Pada pola ini merupakan kombinasi dari dua atau lebih dari uliran , loop ulnar, atau lengkungan sederhana, dengan dua atau lebih titik segitiga.
Para ahli menemukan bahwa dermatoglifi menunjukkan berbagai jenis karakteristik, bahkan dengan monozigot (identik) kembar, sidik jari pasti berbeda. Pada saat yang sama, dermatoglifi yang sama akan muncul lagi setelah penyembuhan luka, selama cedera belum mempengaruhi sel-sel ujung jari.
Selain pola dermatoglifi hal yang diamati adalah jumlah sulur atau TRC (Total Rigde Count). Sulur merupakan jumlah garis antara titik triradius ke titik pusat pola dermatoglifi. Berdasarkan hasil penelitian Holt menyatakan bahwa prevalensi jumlah sulur pada laki-laki normal rata-rata144 dengan standar deviasi +/- 51, sedangkan jumlah sulur pada perempuan normal rata-rata 127 dengan standar deviasi +/-53.
Para ahli medis berdasarkan hasil observasi, rekaman, perbandingan, , dan pengalaman klinis, menegaskan bahwa dermatoglifi menyediakan informasi analisis yang akurat kecerdasan ganda dan potensi seseorang. Para ahli yang mempelajari dermatoglyphics percaya bahwa dermatoglifi juga tanda-tanda perkembangan saraf embrio, yang mungkin mencerminkan potensi genetik seseorang.
Analisis Dermatoglyphics didasarkan pada formasi dan jumlah punggung pada sidik jari; analisis dermatoglifi banyak menginformasikan gaya seseorang belajar dan berpikir. Setiap orang memiliki pola yang unik; pola otak tumbuh bersamaan dengan sidik jari. Setiap jari mewakili kemampuan yang berbeda, dan masingmasing pola memiliki definisi sendiri. Statistik menunjukkan bahwa tingkat akurasi analisis dermatoglyphics bisa sampai 85%.
Pola dermatoglifi,dewasa ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang dengan  predisposisi genetik untuk perkembangan penyakit tertentu. Karena pola dermatoglifi diturunkan secara genetik dan tidak dipengaruhi lingkungan eksternal setelah lahir seperti geografi, ekonomi. Sejumlah gen yang ditemukan pada sindrom kelainan kromosom, ternyata juga ditemukan keabnormalan pada poldermatoglifinya.
Banyak penelitian yang dilakukan terhadap deteksi penyakit pada pola dermatoglifi seperti pada penyakit diabetes mellitus, obesitas, sindrom down, skizofrenia, disseleksia, hemophilia, hipertensi, bahkan ada beberapa penelitian dermatoglifi yang meneliti korelasi perkembangan sel-sel saraf dengan pola dermatoglifi.
Seperti ulasan pada jurnal penelitian mengenai pola dermatoglifi pada penderita Diabetes Melitus tipe I dan II.
Pada penelitian dengan subjek penderita diabetes tipe I pada anak-anak di bawah umur 5 tahun ditemukan pola peningkatan pola pada ibu jari sebelah kiri penderita yang secara signifikan lebih tinggi dari kedua kelompok kontrol. Pada penelitian lain dengan subjek penderita diabetes tipe I pada kelompok remaja ditemukan sebuah pola penurunan jumlah sulur (TRC) dari kelompok kontrol, peningkatan frekuensi arch, penurunan jumlah baris dan loop cubiti, khusus pada wanita pengidap diabetes tipe I ditemukan peningkatan jumlah t'-aksial triradii. Perubahan ini menunjukkan etiologi genetik komplikasi diabetes.
Sedangkan pada penderita diabetes tipe II  terhadap 150 orang yang mengalami onset maturity diabetes mellitus pasien dan dibandingkan dengan 120 kontrol. Temuan yang signifikan adalah: pada laki-laki terdapat peningkatan radial dan ulnar loop dan arch sedangkan whorl turun presentasenya. Sedangkan pada wanita, terjadi peningkatan loop ulnar dan penurunan whorls di tangan kiri.
Terdapat hubungan juga antara dermatoglifi dengan para penderita hipertensi. Pada penelitian Lahiri dkk (2013) mendasarkan pada para penderita Hipertensi esensial yang merupakan subjek kategori hipertensi yang tidak memiliki penyebab yang dapat diidentifikasikan yang mencakup 90-95% penderita hipertensi. Hal ini juga terkait dengan kondisi penuaan dan faktor genetik yang diturunkan. Riwayat keluarga pengidap hipertensi meningkatkan prevalensi kejadian.
Faktor genetik pada hipertensi ditunjukan pada studi korelasi antara dermatoglyphics dan hipertensi dapat membantu dalam identifikasi awal dari orang-orang dengan kecenderungan genetik menjadi pengidap hipertensi esensial.
Dalam kasus individu hipertensi pola melengkung atau arch lebih banyak dari individu normal. Pola arct 5.79% lebih besar dari populasi normal yang memiliki  . Pola whorl ganda dan ulnar radial memiliki lebih banyak pada insiden dengan populasi hipertensi sebanyak 4.57%. Jumlah sulur pada populasi hipertensi lebih banyak dibandingkan dengan orang normal. Pada penderita hipertensi ditemui banyak sulur pada setiap pola yang lebih dari 20, dibandingkan populasi normal yang hanya berkisar 11-15 sulur per pola dermatoglifi. Sudut ATD lebih besar juga lebih pada orang dengan hipertensi, pada penderita hipertensi didapatkan rata-rata sudut ATD sebesar 44,2o dibandingkan pada populasi normal yang hanya berkisar dirata-rata 42,3o. Bahkan pada penderita hipertensi esensial ini ditemukan sudut ATD yang mencapai 80.1o.  Temuan ini dapat digunakan dalam deteksi dini hipertensi esensial dalam masyarakat .
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Godfrey (1993) terhadap 139 orang yang lahir pada dekade 50 pada sebuah rumah sakit ditemukan korelasi bahwa semakin besar jumlah loop maka ditemukan korelasi meningginya tinggi tekanan darah sistolik . Whorls pada tangan kanan yang lebih banyak terkait juga dengan tinggi tekanan sistolik.
Selain itu pada hipertensi yang berkaitan dengan obesitas juga ditemukan sebuah pola peningkatan jumlah sulur pada orang hipertensi yang juga mengalami obesitas. Karena menurut penelitian Chastanti (2009) menyatakan bahwa prevalensi obesitas berhubungan dengan genetik yang mempengaruhi metabolism hormon, lemak, dan protein.
Pada semua kelainan metabolisme seperti diabetes juga obesitas yang menuju ke arah hipertensi yang bersifat herediter menyebabkan penebalan jaringan adipose, dan faktor ini diduga mempengaruhi pola pembentukan pola dermatoglifi sehingga menjadikan sulur menjadi lebih kompleks dan terbentuk lebih banyak sulur.
Selain hipertensi dan diabetes, analisis pola dermatoglifi dapat pula menjadi nilai prediktif untuk rheumatoid artitis. Penyakit ini bersifat autoimun yang herediter juga didapat. Pada pasien laki-laki terdapat peningkatan arch, loop  dan whorls mengalami penurunan. Parsial lipatan Simian meningkat secara signifikan. Di tangan kanan, pola meningkat di daerah interdigital 3. Di sisi lain, pada pasien wanita ada peningkatan yang signifikan dalam whorls dan penurunan loop pada jari pertama pada kedua tangan, peningkatan lengkungan pada jari 3; kedua lengkung dan whorls di jari 4 dari tangan kiri.
Sebagai contoh Analisis (Cara Kerja Lengkap klik) berikut saya sajikan hasil analisis pola dermatoglifi Tn. Muhammad Reza Jaelani

Tangan
Sulur
Jumlah Sulur
Ibu Jari
Telunjuk
Jari   Tengah
Jari Manis
Kelingking
Kanan
 Ulnar Loop : 23
 Ulnar radial :10
9
13
13
28
173
Pola Kanan
Double  Loop
Radial  Loop
Radial Loop
Radial Loop
Whorl
Kiri
 Ulnar Loop : 12  
 Radial Loop : 11
6
14
10
24
Pola Kiri
Double Loop
Radial Loop
Radial Loop
Radial Loop
Whorl

Sudut ATD (Rerata ATD Kanan-Kiri)  = 46
Sudut ATD Tangan kanan     = 44o
Sudut ATD Tangan Kiri           = 48o





Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil TRC sebanyak 173 masih dalam rentang normal 144 ± 51, dengan besar sudut ATD sebesar 46o lebih besar dari rata-rata normal sebesar 42,3o. Pada subjek yang diteliti terdapat pola yang dominan yaitu radial loop banyak 86 (49.71%), kemudian ulnar loop 35 (19.66%), whorl 52 (30.63%).
Jika dihubungkan dengan analisis ragam dematografi ditemukan kesamaan pola dengan gamabran umum dermatoglifi pada penderita hipertensi yang ditandai peningkatan jumlah sulur, peningkatan pola radial loop dan double loop serta jumlah sulur per pola yang berkisar > 15.

Analisis
Berdasarkan hasil analisis dermatoglifi pada seorang subjek bersuku sunda didapatkan kesimpulan terdapat peningkatan pola loop radial dan disimpulkan bahwa subjek memiliki resiko mengalami hipertensi.
Analisis tersebut senada dengan kondisi subjek yang memiliki rata-rata tekanan sistolik 120-130 mmHg (pre-hipertensi), serta memiliki catatan riwayat anggota keluarga pengidap hipertensi dan gangguang vaskular. Sehingga Tn. Muhammad Reza Jaelani memiliki resiko hipertensi di masa mendatang.
Ini merupakan contoh kecil analisis dermatoglifi, masih terdapat banyak penelitian lainnya yang melibatkan pola dermatoglifi. Pola khas pada masing-masing orang masih banyak menyimpan misteri hal ini berkaitan dengan masih ada sekitar 97% bagian DNA junk yang belum diketahui peranannya.
Pola keberulangan sidik 1:64jt kali dapat dipastikan setiap orang berbeda bentuk dan ukuran polanya. Dengan peluang keberulangan sedemikian kecil, sangat mustahil jika kejadian ini tanpa ada Sang-Pengaturnya.
Pada intinya setiap bagian tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya memiliki informasi yang menarik jika dipelajari, bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta kesejahteraan manusia.
Kesejahteraan manusia tidak hanya dilihat dari seberapa banyak harta yang ia miliki, tetapi juga sebesar apa pemenuhan kebutuhan jiwanya tercukupi, yang mencakup kebutuhan lebih mengenal sang pencipta (Alloh swt).
Jika pembaca setuju dengan apa yang saya tuliskan maka ketahuilah itu semata-mata karena karunia dan taufik Alloh, cukup untuk saya doa saja.
"Rabbi jidzni ilma warjukni fahma. Allohumma inni as-aluka 'ilman nafi'a, warizqon thoyyibaa, wa'amalan mutaqobbala," (Ya Rabb, karuniakan hamba-Mu kemampuan memahami ilmu-Mu. Ya Alloh karuniakan kami ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik-baik, dan amalan yang Engkau terima).

Jika ada kesalahan menulis dan kekeliruan pemikiran mohon dikoreksi dan dimaafkan karena saya juga al-insan (manusia yang sering lupa).

Semoga bermanfaat
Muhammad Reza Jaelani


Referensi

Fahmi, M A. 2009. Keajaiban Tangan (Al-Yad fi dhauil Quran was Sunnah, wa Dhamir  Al-Insany : Ajaib wa Gharaib). Pustaka Hidayah : Bandung


Komentar