Langsung ke konten utama

Unggulan

BEBERAPA CATATAN UNTUK TES WIDAL

SUMBER-SUMBER UNCERTAINTY DI LABORATORIUM

Seperti yang telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya (Uncertainty : Ketidakpastian yang Selalu Ada) hanya dapat dikendalikan. Salah satu critical step dalam pengendalian uncertainty adalah mengindentifikasi sumber-sumber uncertainty dalam pengukuran.


Dalam laboratorium klinik sendiri, kita dapat membagi pengukuran menjadi 3 yaitu fase sebelum pengukuran, fase saat pengukuran, dan fase setelah pengukuran.

Sumber Uncertainty pada Fase Pre-Pengukuran
  1. Variasi dalam Persiapan Pasien. Untuk pengendaliannya diperlukan kesepakatan tertulis (SOP) mengenani persiapan pasien yang ditetapkan institusi yang berwenang.
  2. Teknik dalam pengambilan spesimen dan sampel. Posisi, waktu, serta jenis sampel berpengaruh terhadap nilai  analit.Maka perlu ditetapkan standar pengambilan, jenis, serta kondisi sampel yang diambil.
  3. Transportasi Sampel dan Waktu Penyimpanan. Ada kalanya sampel harus dikirim atau mengalami delay sebelum diperiksa.Maka perlu ditetapkan tatacara transportasi sampel, penyimpanan, serta rentang waktu penundaan.
  4.  Intravariasi Individu. Variasi ini terjadi ketika kondisi fisiologis seorang pasien berbeda antar satu sampling dengan sampling berikutnya, semisal antara hamil dan tidak hamil, konsumsi obat dan tidak, keadaan puasa atau tidak, pasca merokok dengan tidak, sedang mengalami infeksi dan sehat, dsb.
  5. Within Individual Variation, yaitu perbedaan kadar analit dari pasien yang sama ketikda diambil pada waktu yang berbeda. Semisal pemeriksaan GRH, LH, FSH yang memiliki siklus waktu tertentu


Sumber –sumber Uncertainty pada Fase pre-pengukuran fase yang harus benar-benar dikendalikan. Fase ini berpengaruh hampir 2/3 dari variasi hasil pengukuran. Langkah yang didapat ditempuh adalah :
  1. Mengadopsi dan Menjalankan prosedur baku yang diharmonisasi serta ditetapkan institusi berwenang
  2. Improvement Kompetensi dan awareness petugas secara berkelanjutan mengenai prosedur baku yang diadopsi
  3. Secara konsisten menjalankan serta memenuhi standar-standar yang diadopsi
  4.  Evaluasi dan Melakukan Tindakanperbaikan secara berkala pelaksanaan


Sumber Uncertainty pada Fase Pengukuran
  1.      Lingkungan Laboratorium : seperti suhu dan kelembapan ruangan harus secara berkala dipantau. Banyak reaksi-reaksi analisis laboratorium yang mensyaratkan pada suhu tertentu, minim cahaya dan getaran seperti tes TPHA. sumber lain seperti kestabilan tegangan listrik pada instrumen-instumen otomatis sangat perlu diperhatikan.
  2.     Operator Bias : Setiap petugas memiliki potensi error, perbedaan kompetensi, perbedaan awareness kerja, serta berbagai kondisi psikologis lain yang dapat mempengaruhi hasil ukur. Umumnya ini akan sangat berpengaruh signifikan pada pemeriksaan-pemeriksaan yang dikerjakan manual. Perbedaan cara pipeting, kehati-hatian dalam memcampurkan reagen, serta ketelitian akan tergambar jelas. Maka yang paling ideal lingkungan kerja harus dibuat nyaman, petugas secara berkala harus mengikuti pelatihan. Kontrol paling umum yang dapat dilakukan ialah melalui form ceklis harian dan rolling shiff kerja, hasil-hasil pengerjaan bahan kontrol serta catatan riwayat pekerjaan pada form ceklis harian dapat dijadikan bahan evaluasi.
  3.       Perlatan yang dipakai. Neraca, Gelas ukur, gelas kimia, mikropipet, termometer, sentrifuge, lemari es, freezer serta perlatan ukur lainnya memiliki ketidakpastian ukur, dapat turun presisi hasil ukurnya. Maka langkah terbaik untuk meminimalisir ialah di mulai dari saat pemilihan perlatan, pastikan memiliki spesifikasi minimal yang sesuai. Petugas harus kompeten, perlatan dimaintenance serta dipantau kinerjanya secara berkala (log book), serta secara berkala dikalibrasi inhouse ataupun oleh institusi yang memiliki kompetensi.
  4.     Perbedaan Lot kalibrator dan reagen.Pastikan dalam penyimpanan, pelarutan, penggunaan memenuhi standar yang ditentukan. petugas yang kompeten selalu jadi critical point dalam mengendalikan sumber ini. Uncertainty yang bersumber dari bahan kalibrator dan perlatan. Tidak bisa dihilangkan hanya dapat dikendalikan. Kuncinya Petugas yang terlatih dan memiliki awareness.
  5.    Random Variation dalam Pengukuran berulang. Tidak bisa dihilangkan, hanya dapat dipantau serta dikendalikan melalui kegiatan pemantapan mutu internal (QC) serta petugas yang kompeten.
  6.     Perbedaan Metode, Metode yang dimodifikasi, serta blank correction. Dapat dikendalikan melalui verifikasi dan validasi metode oleh petugas yang kompeten. Kunci pengendalian sumber uncertainty pada tahan pengukuran adalah petugas yang kompeten dan memiliki awareness, lingkungan kerja yang memenuhi standar serta nyaman, dan konsistensi pelaksanaan serta evaluasi tindakan perbaikan program QC.



Sumber Uncertainty pada Fase Pasca Pengukuran
  1.      Software Algoritma, yaitu cara software instrument membaca hasil reaksi, memproses kalibrasi sehingga sampai didapatkan faktor kalibrasi. Sistem mengkonversi hasil reaksi dikonversi menjadi kadar analit sampel. Ini bergantung pada spesifikasi serta keandalan analitik instrumen. Kuncinya dipemilihan instrument.
  2.     Number of Reporting Significance, yaitu penetapan angka penting yang diset pada instrumen. Semisal untuk Kolesterol, Trigliserida, HDL, LDL umumnya dilaporan hasil laboratorium dituliskan sebagai angka bulat, CHOL : 170 mg/dL, Trig : 90 mg/dL, HDL : 47 mg/dL, LDL : 65 mg/dL. Dapat juga diset tidak dalam bentuk angka bulat semisal 2 angka di belakang koma CHOL : 170,17 mg/dL, Trig : 90,12 mg/dL, HDL : 47,07 mg/dL, LDL : 64,99 mg/dL. Settingan ini akan mempengaruhi pembulatan nilai perhitungan, semisal didapat hasil Trig 90.68 mg/dL, jika dibulatkan akan menjadi .91 mg/dL.Kunci pengendaliannya ada di petugas yang kompeten dan memiliki awareness, serta selalu update mengadaptasi regulasi pelaporan hasil.
Sumber-sumber uncertainty dalam pengukuran laboratorium selain harus diindentifikasi, juga harus dikendalikan secara berkala. Oleh karena harus dikendalikan maka uncertainty harus dapat dikuantitasi (dihitung). Next Tulisan Perhitungan Uncertainty di Laboratorium

Refernsi :
SPRING. 2013. A Guide on Measurement Uncertainty in Medical Testing.  The SAC Accreditation Programme: Singapore.

Komentar